Rela Hujan-hujanan, Puluhan Ribu Warga Hadiri Hajatan Rakyat Bareng Ganjar di Ungaran

oleh -163 Dilihat
oleh
Ganjar duduk lesehan dan menyantap nasi bersama warga

UNGARAN, PETISI.CO – Puluhan ribu orang rela hujan-hujanan hadiri acara Hajatan Rakyat bareng Ganjar Pranowo di Alun-alun Bung Karno, Kabupaten Semarang, Jumat (26/1/2024) malam. Derasnya hujan tak membuat semangat surut, justru membuat mereka antusias dan mengangkat tiga jari ke atas.

Sejak sore hari, massa mulai berdatangan ke lokasi acara. Mereka ingin menyaksikan gebyar acara yang dimeriahkan oleh Tipe-X dan NDX AKA itu. Acara baru mulai beberapa waktu, hujan pun turun.

Namun, situasi itu tidak memadamkan antusiasme mereka. Justru penonton terlihat semakin bertambah dan memadati area depan panggung. Bahkan meluber hingga jalan-jalan di sekitar lokasi.

Apalagi saat Ganjar Pranowo tiba di lokasi dan menyapa massa dari atas panggung. Teriakan-teriakan dan tepuk tangan pun pecah. “Ini luar biasa. Masih semangat meskipun hujan. Tadi saya mau masuk ke sini, macet cet. Dan, semoga kalian bisa menikmati,” ujarnya.

Ganjar menyebut bahwa Hajatan Rakyat telah dilangsungkan untuk ke-32 kalinya di berbagai daerah di Indonesia. “Terimakasih Sahabat Ganjar. Ini adalah pertunjukan yang ke-32. Sahabat Ganjar datang untuk menghibur kalian semua,” ucapnya.

Dalam kesempatan itu, mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode itu menyampaikan pesan damai kepada seluruh pendukungnya dalam menghadapi Pilpres 2024. “Saya titip pesan kalau ada perbedaan pilihan, itu biasa saja, tapi tetap menjaga kerukunan dan damai,” tuturnya.

Ganjar juga mengajak untuk tidak salah pilih pemimpin. Menurutnya, gagasan pemimpin bisa dilihat salah satunya lewat debat kandidat. Siapa yang bisa menjawab dan yang tidak. Ya, semoga panjenengan diberi kesehatan,” pungkas Ganjar yang kemudian mengangkat tiga jari bersama puluhan ribu pendukungnya.

Di Ungaran, Ganjar juga menghadiri acara Ruwatan Rajab di Desa Lemahireng, Bawen, Kabupaten Semarang. Ribuan warga antusias menyambut kedatangan Ganjar Pranowo. Ganjar tiba di lokasi sekitar pukul 21.30 WIB, namun warga masih terlihat bersemangat.

Prosesi dimulai dengan kirab gunungan hasil bumi dan nasi lengkap dengan sayur dan lauk pauk. Kemudian doa untuk selanjutnya makan bersama. Capres berambut putih itu ikut duduk lesehan dan menyantap nasi bersama warga.

Yono, salah seorang pegiat budaya setempat mengatakan bahwa kegiatan ruwatan rajab kali ini sangat spesial dengan kehadiran Ganjar. Selain Capres, Ganjar memiliki kedekatan dengan warga karena pernah menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah dua periode.

“Perhatian Pak Ganjar terhadap kebudayaan tidak perlu diragukan lagi. Selama menjabat Gubernur beliau dekat dengan seniman dan budayawan. Dari dulu orangnya baik, ramah dan merakyat. Tidak berubah,” ujarnya.

Ganjar dalam kesempatan itu menuturkan bahwa banyak tradisi yang masih dilestarikan oleh masyarakat di berbagai daerah. Salah satunya ruwatan rajab. “Ini adalah bentuk cara masyarakat menjaga kerukunan. Mereka menghadirkan banyak tokoh masyarakat dan warga,” ucapnya.

Selain kerukunan, tradisi tersebut sebagai upaya syukur kepada tuhan atas limpahan rezeki yang diberikan. “Ada doa bersama dan mensyukuri rezeki yang diterimanya,” tandasnya.

Seperti sebelumnya, Ganjar menginap di rumah dalam safari politiknya di daerah. Kali ini, Ganjar menginap di rumah warga keturunan Thionghoa di Kelurahan Lodoyong, Ambarawa, Kab Semarang. Kedatangan Ganjar disambut meriah warga sekitar.

Mereka memadati jalan gang meminta salaman dan berswafoto. Apalagi Supriadi dan Lisianawati (Goei Lisian) sebagai tuan rumah. Keduanya tidak menyangka dan tidak pernah membayangkan rumahnya bakal disambangi, bahkan bermalam oleh seorang calon orang nomor satu di Indonesia itu.

“Pak Ganjar adalah sosok yang merakyat dan punya komitmen toleransi yang tinggi. Orangnya baik, mau berkumpul dengan siapa saja. Mau agama apa, suku apa, beliau dekat,” katanya.

Dari sikap itu, Supriadi yakin Ganjar mampu membawa Indonesia menjadi negara yang menjunjung toleransi. “Yakin, Pak Ganjar bisa. Ya, orangnya saja bisa menerima siapapun dan orang kecil seperti saya,” tuturnya.

Ganjar sendiri mengaku bahwa kebiasaannya menginap di rumah warga untuk menyerap aspirasi dan merasakan hati masyarakat. “Kalau di sini saya belajar toleransi. Masyarakat di sini beragam dan hidupnya damai, rukun,” paparnya.

Semua aspirasi yang diperoleh dari kegelisahan masyarakat secara langsung akan menjadi proyeksi program pemerintah ke depan. “Agar program-program memang benar-benar berdasarkan atas kebutuhan masyarakat,” tandasnya. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.