Rencana PBM Dimulai, Kondisi Kesehatan Guru dan Murid Jadi Prioritas Pemkot Surabaya

oleh -121 Dilihat
oleh
Kepala Dispendik Kota Surabaya, Supomo.

SURABAYA, PETISI.CO – Pemkot Surabaya melakukan kajian terhadap kondisi kesehatan guru, murid hingga warga sekolah, terkait adanya rencana untuk memulai kembali Proses Belajar Mengajar (PBM) secara tatap muka di sekolah tingkat SD dan SMP.

Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya Supomo mengatakan, dipastikan sebelum PBM dimulai para guru, murid, dan warga sekolah terlebih dahulu akan dilakukan swab test.

“Karena itu kita nanti harus pastikan, gurunya sehat, muridnya sehat, petugas kebersihan sehat, petugas keamanan sehat dan protokol Covid-19 di sekolah itu harus ada semuanya,” kata Supomo, Rabu (19/8/2020).

Ketika semua persyaratan telah terpenuhi barulah PBM bisa dilaksanakan. Artinya lanjut Supomo, pembelajaran tatap muka bisa terlaksana ketika seluruhnya sudah dipastikan sehat, sehingga tidak menimbulkan penularan di lingkungan sekolah.

Menurutnya, protokol kesehatan menjadi sebuah hal yang penting ketika sekolah kembali dibuka, terlebih penerapan yang dilakukan oleh para warga atau element sekolah itu sendiri.

“Oleh karena itu, yang harus kita lakukan adalah menjalankan disiplin protokol kesehatan,” jelas mantan Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya itu.

Supomo menambahkan, selama melakukan pembelajaran secara daring, pihaknya terus melakukan inovasi terhadap metode dan materi pembelajaran yang dilakukan untuk tetap menjaga kualitas pendidikan di Surabaya bisa berjalan sesuai tracknya.

“Ini adalah opsi untuk memperkaya supaya anak-anak kita ini tidak jenuh salah satunya,” imbuhnya.

Ketika proses PBM dimulai dan ada murid yang sedang tidak enak badan, maka tidak perlu datang ke sekolah tetapi melakukan pembelajaran secara daring dari rumah.

“Nah, kalau nanti belajar di sekolah dimulai dan kalau ada anak (murid) yang tidak sehat, maka dia tidak perlu datang ke sekolah, anak itu bisa tetap mengikuti sekolah melalui daring,” tegasnya.

Selain itu, para guru yang memiliki penyakit penyerta (komorbid) atau yang dalam kondisi hamil ditekankan tidak perlu melakukan aktivitas mengajar secara langsung. Mereka dapat mengajar melalui daring.

“Jadi sebelum memulai sekolah tatap muka itu persyaratannya begitu ketat. Sehingga semuanya nanti tidak ada yang disalahkan, karena berdasarkan dengan kajian ilmiah,” pungkasnya. (nan)

No More Posts Available.

No more pages to load.