SURABAYA, PETISI.CO – Wali Kota Surabaya melakukan peresmian Taman Hutan Raya (Tahura) Lempung, Kelurahan Lontar, Kecamatan Sambikerep.
Selama berada di sana, ia berkesempatan untuk memantau sejumlah vegetasi yang tertanam, salah satunya yaitu tanaman sorgum.
Risma mengatakan, sorgum ini nantinya bisa dijadikan pendamping nasi sebagai makanan pokok. Pengolahan tanaman tersebut akan dilakukan pihak oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP).
“Kalau yang sorgum karena masyarakat belum biasa, nanti diolah dulu dengan pertanian baru diserahkan ke warga,” kata Risma di lokasi, Kamis (19/11/2020).
Risma menyebut jika tanaman sorgum ini sudah tersebar di semua lokasi Tahura yang ada di Kota Surabaya.
“Sorgumnya di sini sama, rata-rata semua tahura ada,” jelasnya.
Hingga saat ini Pemkot Surabaya sudah membangun setidaknya hingga 10 Tahura, salah satunya di kawasan Lempung ini.
Risma berharap dengan adanya Tahura ini bisa berdampak pada perekonomian warga sekitat. Selain itu, tempat tersebut juga bisa dimanfaatkan sebagai sarana edukasi.
“Tapi yang paling penting itu untuk meningkatkan income mereka (warga). Mereka bisa belajar sembari mereka bertanam,” jelasnya.
Sementara itu menurut, Kepala DKPP Kota Surabaya, Yuniarto Herlambang menjelaskan sorgum ini bisa dimanfaatkan sebagai makanan pokok, proses pengolahannya pun hampir sama seperti padi.
“Surgom sama kayak tanaman pangan. Saat ini mahal, karena langka. Olahnya kayak padi. Gerabahnya kita ambil dan filling. Sama kayak padi,” kata Herlambang.
Kandungan karbohidrat dan serat yang terkandung di dalam tanaman surgom ini jumlah lebih banyak ketimbang padi. Namun ia memastikan tanaman surgom ini bukan sebagai pengganti beras.
“Tapi karbohidrat dan serat lebih tinggi. Bukan makan pengganti, kan nggak bisa kalo langsung ganti dari beras. Ini hanya pendamping. Pelatihan sudah. Diversifikasi pangan untuk mengganti ke surgom,” terangnya.
Lanjutnya, di Tahura Lempung ini memiliki beragam vegetasi yang ditanam, termasuk tanaman pelindung dan tanaman produktif.
“Ada herbal dan tanaman produktif. Yang pelindung dan produktif ada 30 jenis. Herbal ada 31 jenis. Ada 2100 lebih jumlahnya. Untuk produktif ada 1200an,” jelas Herlambang.
Selain itu, di Tahura seluas 1.9 hektar juga terdapat peternakan ayam yang nantinya bisa dimanfaatkan oleh warga.
“Pertama kali bu wali memberikan secara simbolis. Kita membesarkan dari kecil (ayam), saat sudah besar diberikan ke warga. Yang besar ada 1000an,” ungkap dia. (nan)
