Sumenep dan Sederet Peninggalan Sejarah, Terbaru Kota Tua Kalianget Diajukan Jadi Cagar Budaya

oleh -302 Dilihat
oleh
Menara Jam Lonceng Tua di Kota Tua Kalianget.

SUMENEP, PETISI.CO – Kabupaten Sumenep adalah sebuah kabupaten yang berada di ujung timur Madura Provinsi Jawa Timur yang terdiri dari wilayah daratan dan kepulauan. Di Sumenep diketahui sebagai bekas kerajaan yang memiliki sederet peninggalan sejarah dan telah ditetapkan sebagai cagar budaya.

Sederajat yang telah ditetapkan menjadi cagar budaya oleh pemerintah daerah setempat yaitu Museum Keraton Sumenep, Masjid Jamik Sumenep dan Asta Tinggi Sumenep yang terletak di Kecamatan Kota.

Kemudian berikutnya yang terletak di Wilayah Kepulauan Sapudi, di Dusun Koattas, Desa Gendang Timur, Kecamatan Gayam, yang bernama Asta (makam) Panembahan Blingi.

Selanjutnya yang terbaru adalah Kota Tua Kalianget Benteng Kalimo’ok yang terletak di Kecamatan Kalianget, diajukan untuk ditetapkan sebagai cagar budaya baru oleh Tim Ahli Cagar Budaya (TACB).

Menurut Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora), Bambang Irianto, melalui Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan, Roby, waktu lalu bahwa untuk Kota Tua Kalianget tinggal menunggu rekomendasinya.

“Jadi mulai dari Mesjid Jamik, Asta Tinggi, Benteng Kalimo’ok, Keraton, Asta Blingi. Dan yang akan menyusul baru Kota Tua Kalianget, tinggal nunggu rekomendasinya, itu cagar budaya kita,” terangnya,  Selasa (15/9/2020).

Menurutnya untuk di Kabupaten Sumenep semuanya yang resmi ada sebanyak lima cagar budaya. Dalam pengelolaan cagar budaya itu sendiri dikembalikan pada lembaga yang ada kawasan tersebut.

Untuk diketahui sekilas tentang Kota Tua Kalianget ini merupakan salah satu kota modern pertama di Pulau Madura, Kota ini di bangun Pada masa VOC dan diteruskan oleh pemerintahan Hindia Belanda. Kalianget di kembangkan menjadi kota dikarenakan letaknya yang sangat strategis dan merupakan bandar pelabuhan tersibuk di selat Madura.

Kala itu singkatnya, setelah kongsi dagang VOC dibubarkan, maka Pemerintah Hindia Belanda mengambil alih kekuasaan dari kongsi dagang tersebut dalam berbagai hal termasuk juga dalam pengelolaan lahan Pegaraman yang ada di Sumenep. Untuk memperkuat posisi ekonomi dan politik pemerintah Hindia Belanda di Sumenep, maka pada tahun 1899, pihak pemerintah membangun Pabrik Garam Briket Modern, pertama di Indonesia.

Di sinilah berbagai fasilitas pendukung industri tersebut dibangun, tak hanya bangunan pabrik, fasilitas Listrik yang terpusat di Gedung Sentral, Lapangan Tenis, Kolam renang, Bioskop, Taman Kota, hingga pemukiman bagi pegawai dan karyawan mulai tersebar di kawasan ini. hal ini sebagai bukti bahwa pemerintah Hindia-Belanda kala itu dengan kuatnya memonopoli hasil garam yang ada di Madura. (adv/ily)

No More Posts Available.

No more pages to load.