Tanggulangi Lonjakan Kasus Covid-19 di Bangkalan, Ini Gerak Cepat Pemprov Jatim

oleh -230 Dilihat
oleh
Tim medis melakukan swab antigen kepada masyarakat secara acak di kaki jembatan Suramadu di sisi Kota Surabaya.

SURABAYA, PETISI.CO – Melonjaknya kasus Covid-19 di Kabupaten Bangkalan disikapi cepat dan simultan oleh Pemprov Jawa Timur. Berkoordinasi dengan Pemkab Bangkalan dan Pemkot Surabaya, saat ini tengah dilakukan sejumlah langkah terintegrasi guna mencegah pertambahan kasus Covid-19 di Jatim.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menjelaskan, langkah pertama yang dilakukan Pemprov Jatim adalah melakukan koordinasi intens sejak hari Kamis (3/6/2021) dengan Pemkab Bangkalan terkait penanganan kuratif pasien Covid-19.

“Rakor terkait lonjakan kasus di Bangkalan sudah kami lakukan sejak Kamis pekan lalu. Dan hari ini pun, Dinkes Jatim bersama Satgas Covid-19 Jatim juga tengah melakukan rakor di Bangkalan,” ujarnya dalam siaran persnya, Minggu malam.

Pemprov juga telah melakukan percepatan rujukan pasien Covid-19 dari Bangkalan ke RS dr Soetomo dan rumah sakit rujukan lainnya di Surabaya. Sejak lima hari terahir hal ini sudah berjalan.

Khusus untuk RSUD Ratu Ebo Bangkalan, Pemprov mempersiapkan penambahan bed perawatan pasien Covid-19 guna relaksasi rumah sakit di Bangkalan, yang kini memang angka huniannya sudah cukup tinggi.

Selain itu, Pemprov Jatim juga tengah melakukan tracing dan testing secara ketat pada masyarakat yang berkontak erat. Penanganan yang holistik harus dilakukan, terutama untuk tracing dan testing serta  menurunkan BOR.

“Saat ini, BOR di Kabupaten Bangkalan terus meningkat. Di RSUD Bangkalan bed nya itu dari 90 tempat tidur, yang terpakai sudah 73 bed,” jelasnya.

Khofifah juga menyampaikan bahwa rumah sakit Bangkalan membutuhkan HFNC, ventilator serta beberapa jenis obat. Pemprov Jatim telah mengkomunikasikan ke Kementerian Kesehatan dan akan segera dikirim sebanyak 32 unit HFNC langsung ke Bangkalan.

“Bagi pasien yang kondisinya berat bisa segera dirujuk langsung ke RS Dr Soetomo, agar penanganan maksimal, karena alat dan dokternya juga lebih lengkap dan agar RS di Bangkalan bisa ada relaksasi,” tuturnya.

Tidak hanya itu, sejak kemarin sejumlah mobil PCR test dari Pemprov Jatim juga sudah dikirimkan ke Kab Bangkalan untuk memasifkan testing di titik-titik yang memang menjadi episentrum lonjakan kasus covid-19 di Kab Bangkalan.

Mobil PCR tersebut, sudah sampai di Bangkalan. Namun ada kendala memang, masih banyak masyarakat yang belum berkenan untuk di swab PCR.

“Maka langkah-langkah persuasif yang diharapkan menimbulkan kesadaran masyarakat untuk mau dites, terus kita lakukan, agar penanggulangan dan pencegahan penularan bisa dilakukan,” tandasnya.

Di sisi lain, Pemprov Jatim mendukung Pemkot Surabaya, Polrestabes Surabaya serta Korem Bhaskara Jaya mulai melakukan swab antigen secara acak di kaki jembatan Suramadu di sisi Kota Surabaya pada setiap masyarakat yang mengarah masuk ke Kota Pahlawan maupun yang akan menuju Madura.

Tujuannya adalah mendeteksi cepat masyarakat agar tidak sampai menyebabkan penularan yang lebih luas jika terkonfirmasi positif Covid-19. Mengingat mobilitas antara Surabaya dan Madura di Jembatan Suramadu ini tinggi sekali.

Berdasar informasi dari Walikota Surabaya serta tim yang bertugas di lapangan hari ini dari 2.401 swab antigen secara acak ditemukan 70 orang reaktif, dan 17 orang terkonfirmasi positif Covid-19 dan langsung dirujuk ke RS Darurat Lapangan dan RS Haji Surabaya.

“Pemprov bersama Pemkot Surabaya sepakat agar diterapkan screening swab antigen acak. Karena Surabaya ibu kota provinsi, sehingga potensi interaksi akan lebih tinggi dangan kabupaten kota lainnya. Maka kita mencegah adanya lonjakan yang lebih tinggi dengan swab antigen drive through ini,” paparnya.

Untuk itu, Pemprov Jatim menyiapkan tempat transit bagi masyarakat yang terdeteksi reaktif Covid-19 setelah di swab antigen di Suramadu. Untuk Surabaya, tempat transit yang disiapkan adalah di halaman BPWS.

Pemprov Jatim telah mendapatkan izin dan persetujuan penggunaan kantor tersebut dari Kementerian PUPR untuk tempat transit tersebut.

Dengan begitu, mereka yang terdeteksi reaktif dalam screening dan kondisinya tanpa gejala atau gejala ringan sampai sedang, akan dilakukan perawatan dan isolasi di RS Darurat Indrapura.

“Sedangkan yang ada gejala sedang sampai berat akan dirujuk ke RS dr Soetomo atau rumah sakit rujukan terdekat lainnya,” kata Khofifah.

Screening ini dilakukan bersama Pemkot Surabaya, Polrestabes Surabaya dan Korem Bhaskara Jaya. Pemprov bersama Kodam dan Polda akan sinergi menangani hal ini.

“Oleh sebab itu, jika ada yang perjalanannya terganggu kami memohon maaf. Namun yang harus kita ingat bersama, ini semua kita lakukan demi kebaikan dan keselamatan  bersama ,” ujar mantan Menteri Sosial ini. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.