Tempat Ibadah di Kota Surabaya Sudah Kembali Dibuka dengan Terapkan Protokol Kesehatan

oleh -82 Dilihat
oleh
Ibadah salah Jumat yang dilaksanakan di Masjid Al Muhajirin. Terlihat para jamaah shafnya telah diatur untuk menjalankan Protokol Kesehatan. (Ist)

SURABAYA, PETISI.CO – Beberapa tempat ibadah di Kota Surabaya telah menggelar  ibadah berjamaah dengan tetap menjalankan protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Berjalannya ibadah secara berjamaah telah diatur di dalam Perwali nomor 28 tahun 2020 tentang Pedoman Tatanan Normal Baru Pada Kondisi pandemi Covid-19. Pada Bagian Ketiga Pasal 13, diatur tentang Kegiatan Keagamaan di Rumah Ibadah.

Beberapa contoh penerapan protokol kesehatan di tempat ibadah, seperti penanggung jawab tempat ibadah harus melakukan pembatasan jumlah jamaah, yaitu 50 persen dari kapasitas semula. Selain itu, para jamaah diwajibkan memakai masker.

Di setiap tempat ibadah juga diharuskan menyiapkan para petugas untuk memastikan berjalannya protokol kesehatan.

Seperti contoh, penerapan protokol kesehatan di tempat ibadah sendiri, sudah dilaksanakan di Masjid Al Muhajirin yang pada hari ini kembali melaksanakan ibadah salat Jumat.

“Jadi, untuk salat Jumat, syukur alhamdulillah di Masjid Al Muhajirin sudah bisa dilaksanakan dan kami melakukan pengaturan sesuai protokol kesehatan. Jadi, untuk lantai 1 yang ber-AC kita tidak fungsikan, kita fungsikan yang atas karena yang atas sirkulasi udaranya bisa lebih bagus,” kata Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kota Surabaya, Irvan Widyanto di kantornya, Jumat (12/06/2020).

Tak hanya itu saja, takmir masjid di sana juga melakukan penambahan shaf di luar area masjid. Shaf juga diatur sedemikian rupa, agar psychal distancing bisa berjalan.

“Jaraknya sudah kita atur, kita berikan tanda, mana yang kita silang agar tidak di tempati. Syukur Alhamdulillah sudah tertib, dan mungkin perlu kita evaluasi lebih lanjut karena memang kita harus biasakan yang tidak biasa,” jelasnya.

Di masjid Al Muhajirin sendiri juga membagi akses keluar dan masuk, petugas yang disiagakan juga melakukan screening pada suhu tubuh jamaah yang hendak melakukan ibadah salat Jumat.

Takmir masjid juga menyediakan alas koran yang dibagikan kepada para jamaah yang tidak membawa sajadah sendiri. Kedepannya, setiap orang yang akan melaksanakan ibadah salat berjamaah disarankan membawa perlengkapan pribadi.

“Ketika mereka tidak memiliki alas, disiapkan ada koran dan sebagainya. Kemudian kita beri tas kresek untuk menaruh sandalnya. Ketika pulang mereka membuang tas kresek dan korannya itu, dan syukur alhamdulillah secara umum tadi tertib,” ungkapnya.

Ia juga memastikan, pelaksanaan ibadah berjamaah juga berlaku untuk salat lima waktu, tetapi harus tetap dengan protokol kesehatan yang sudah diatur.

“Salat lima waktu bisa berjamaah sepanjang aturan protokol itu tetap disampaikan. Tapi untuk yang lantai satu belum bisa dipergunakan, kalau mau menggunakan di lantai 2 dan diutamakan di luar (halaman) masjid,” terangnya.

Kepala BPB Linmas Kota Surabaya ini menegaskan, sebagian besar masjid di Kota Surabaya sudah diperbolehkan menggelar salat Jumatan dan salat jamaah dengan mematuhi protokol kesehatan. Meski begitu, ia memastikan bahwa ada beberapa tempat ibadah, baik masjid maupun gereja yang belum diperbolehkan menggelar ibadah.

“Masjid maupun gereja yang belum boleh melaksanakan ibadah sudah kami beri surat pemberitahuan kepada pengelola atau pengurusnya. Kami minta untuk tidak melaksanakan kegiatan ibadahnya dulu di tempat tersebut, karena di lingkungan rumah ibadah itu ada yang terkonfirmasi positif Covid-19,” imbuhnya.

Ibadah salat Jumat juga telah dilaksanakan di Masjid Rahmat yang berada di Jalan Kembang Kuning Surabaya, dengan menerapkan psychal distancingnya. Selain itu takmir di sana juga melakukan pembagian 3.000 pcs masker kepada para jamaah yang tak memakai masker.

“Jadi kami sejak awal sudah menerapkan protokol kesehatan sesuai dengan peraturan pemerintah. Kemudian jarak shaf itu sudah kita atur sedemikian rupa, sehingga minimal itu sudah ada satu meter. Kita kemarin sudah siapkan masker untuk seluruh jamaah, yang tidak punya itu (masker) akan kita beri. kata Mansur selaku Ketua Yayasan Masjid Rahmat.

Mansur menambahkan, pihaknya juga melakukan pembatasan pada jumlah jamah yang terkait dengan penerapan protokol kesehatan.

“Kalau biasa hampir 3.000 sampai di luar. Kalau penuh dari shaf kita, ya kita tolak. Sekarang itu 500 itu sudah sama yang atas,” pungkas dia. (nan)

No More Posts Available.

No more pages to load.