UB Ciptakan UBreath Analysis Pendeteksi Covid-19

oleh -51 Dilihat
oleh
Begini bentuk alat UBreath yang dikembangkan Unibraw Malang

MALANG, PETISI.CO – Keberhasilan Guru Besar Universitas Brawijaya (UB) Prof. Arinto Yudi Ponco Wardoyo bersama tim kedokteran berhasil mengembangkan alat deteksi hasil metabolisme dari sistem pernapasan dan pencernaan yang dinamakan UBreath Analysis.

UBreath diyakini mampu mendeteksi seseorang positif COVID atau tidak dan juga mampu mengidentifikasi dan mengukur konsentrasi zat dari hasil metabolisme sistem pernapasan dan pencernaan melalui hembusan napas dalam bentuk gas, partikular dan parameter lainnya sejumlah 25 macam.

Pengukuran dari parameter tersebut selanjutnya hasilnya dianalisis dengan menggunakan Kecerdasan Buatan untuk mengidentifikasi kondisi dari sistem pernapasan dan sistem pencernaan.

UBreath bekerja dengan hembusan napas pada kantong khusus sebelum kemudian alat ini akan mengukur unsur-unsur yang terkandung dalam udara pernapasan.

Alat ini tidak memerlukan waktu lama, melainkan hanya antara 2-3 menit untuk mendapatkan hasil.

UBreath telah diuji klinis pada orang sehat dan penyintas COVID-19 di RS dr Syaiful Anwar (RSSA) Kota Malang dan RS Lapangan Malang dengan total 400 sampel.

“Hasil yang didapatkan yakni alat ini tidak hanya dapat mendeteksi berupa positif atau negatif COVID, tetapi lebih spesifik, alat ini bisa mengklasifikasikannya seperti OTG, ringan, sedang, sampai berat,” jelas Guru Besar Fisika ini, Selasa (11/1/2022).

Penelitian yang dilakukan sejak akhir 2020 ini menghasilkan tingkat akurasi mencapai lebih 90 persen.

UBreath analysis yang dikembangkan dengan bekerja sama dengan tim Fakultas Kedokteran UB, yakni Dr. dr Susanthy Djajalaksan. Sp.P(K), dan Prof. Dr.dr. Teguh Wahju Sardjono, DTM&H., M.Sc.,SPParK,

Saat ini diuji klinik untuk screening penyakit pernapasan, seperti kanker paru-paru, Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) atau Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), dan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) bersama tim dari Fakultas Kedokteran.

“Penderita penyakit kanker paru-paru biasanya terlambat mendeteksi karena tidak menunjukkan gejala pada tahap awal. Untuk itu alat ini sangat baik untuk screening awal,” bebernya. (clis)

No More Posts Available.

No more pages to load.