Akses Jalan Buruk, Seorang Ibu Ditandu dan Melahirkan di Tengah Perjalanan

oleh -70 Dilihat
oleh
Diiringi Yantie, Bidan Desa Sigalabor saat masyarakat menandu seorang ibu yang akan melahirkan.

PASAMAN, PETISI.COAkibat akses jalan yang buruk seorang ibu yang akan melahirkan harus di tandu untuk sampai di puskesmas terdekat. Namun, baru sampai di pertengahan jalan ia harus melahirkan dibantu bidan desa yang mendampingi kejadian ini terjadi di Kampung Sigalabor, Kecamatan Dua Koto Kabupaten, Sabtu (12/06).

Menurut keterangan Nurhamida Yantie yang merupakan bidan desa di Kampung Sigalabor saat dikonfirmasi menjelaskan bahwa kejadian ini terjadi pada hari Kamis (10/06).

Bayi lahir dengan selamat.

“Kejadian ini terjadi pada hari Kamis sekitar jam satu siang, pasien PP itu harus ditandu karena akses jalan hanya bisa dilalui kendaraan roda dua,” ungkapnya, Sabtu (12/06).

Selanjutnya Yantie menjelaskan bahwa bahwa keinginan untuk melahirkan di Puskesmas adalah keinginan dan desakan dari pasien.

“Awalnya saya sudah memantau pasien ini dan selalu melakukan kontrol, sebenarnya dia bisa melahirkan di kampung karena perlengkapan kitapun memadai. Sayapun sudah sarankan namun pasien tersebut mendesak dan memaksa untuk melahirkan di Puskesmas. Saya tidak mungkin menolaknya   karena itu bersama masyarakat lain ia ditandu menggunankan sarung untuk sampai ke Kampung Muaro Tambangan,” tuturnya.

Untuk jarak tempuh dari Kampung Sigalabor menuju kampung yang bisa diakses kendaraan roda empat yaitu kampung Muaro tambang berjarak enam kilometer.

Jarak tempuh untuk bisa sampai ke kampung Muaro tambangan sekitar enam kilometer namun baru sekitar tiga kilometer atau satu jam lebih perjalanan pasien tersebut sudah melahirkan.

Sebagai bentuk antisipasi terhadap kejadian ini, Yantie yang mendampingi pasien sudah mempersiapkan perlengkapan medis yang dibutuhkan.

“Saya sudah persiapkan perlengkapan medis untuk antisipasi kejadian ini. Alhamdulillah berkat kekompakan dan bantuan masyarakat pasien dan bayinya bisa kita selamatkan dan kembali dibawa pulang,” tutur Yantie.

Kejadian ini menimbulkan banyak reaksi dari masyarakat yang merasa iba akan perjuangan masyarakat Sigalabor seperti yang disampaikan Agus salah seorang masyarakat Kecamatan Dua koto, ia mengharapkan perhatian yang lebih serius dari pemerintah.

Kita merasa kasihan melihat perjuangan masyarakat di Sigalabor jalan yang hanya enam kilometer namun hingga hari ini yang hampir memasuki HUT kemerdekaan Indonesia yang ke 76 jalan tersebut belum bisa di lalui kendaraan roda empat. Kejadian ibu yang akan melahirkan di tandu akibat akses jalan yang rusak sebenarnya tidak hanya terjadi disini namun beberapa waktu lalu juga pernah terjadi di Kecamatan Mapatunggul selatan Kabupaten Pasaman.

“Untuk itu kita berharap pemerintah dan pemangku kepentingan agar lebih seriuslah dan memfokuskan perhatian kepada daerah-daerah seperti ini agar kejadian ini tidak terulang lagi,” ungkapnya.

Khusus untuk kecamatan dua koto ia juga berharap agar para tokoh, pejabat, Jurnalis, LSM dan Aktivis yang berasal dari Dua koto yang memiliki kredibilitas yang tidak diragukan lagi agar ikut andil dalam memberikan perubahan yang baik terhadap kampung halaman mereka karena masih banyak yang harus disuarakan, ia berpendapat dari keseriusan dan kekompakan bersama itulah pemerintah akan merespon dengan baik. (if)

No More Posts Available.

No more pages to load.