Berduka Atas Tragedi Kanjuruhan, Pimpinan DPRD Jatim: Tidak Ada Sepakbola Seharga Nyawa

oleh -70 Dilihat
oleh
Anwar Sadad, Wakil Ketua DPRD Jatim

SURABAYA, PETISI.CO – Dalam sejarah persepakbolaan Indonesia, tragedi Kanjuruhan memakan korban jiwa terbanyak. Tragedi ini terjadi usai laga Arema FC dan Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang, Sabtu (02/10/2022) malam.

Wakil Ketua DPRD Jatim, Anwar Sadad menanggapi hal tersebut dengan menyampaikan duka cita mendalam. Sadad menegaskan, tidak ada sepakbola yang seharga nyawa.

“Tidak ada sepakbola yang seharga nyawa. Saya sampaikan duka mendalam terhadap keluarga korban, teman-teman suporter dan aparat yang gugur dalam bertugas,” kata Sadad, Minggu (02/10/2022) sore.

Gus Sadad, sapaan akrabnya menegaskan, kejadian kerusuhan Kanjuruhan harus menjadi tanggung jawab seluruh pihak. Jangan sampai, saling menyalahkan.

“Jangan menyalahkan satu sama lain, instrospeksi diri masing-masing. Baik klub, panpel, pemerintah, aparat, termasuk suporter. Apa harus selalu begini kalau pertandingan derby?,” ungkapnya.

Gus Sadad menyatakan, sebaiknya laga-laga derby yang berpotensi menimbulkan keramaian dan gesekan dimainkan di tempat netral dan tanpa penonton.

“Dengan segala risiko yang dipertimbangkan, sudah saatnya laga-laga yang berpotensi panas jangan dimainkan di homebase. Ini soal kemanusiaan, jangan sampai terjadi lagi, pindah saja laga di tempat netral yang jauh dari homebase suporter,” tegasnya.

“Belajar dari Piala Gubernur 2020 lalu juga laga netral di Blitar, tapi secara jangkauan masih bisa diakses suporter. Tetap juga ada kericuhan. Kalau perlu dipindah saja ke luar pulau,” sambungnya.

Lebih lanjut, Gus Sadad menyinggung soal waktu pertandingan di malam hari. Seharusnya, laga-laga Big Match dimainkan di siang hari guna menghindari potensi kericuhan.

“Apakah karena hak siar atau bagaimana, yang jelas ini harus dievaluasi. Polisi sebenarnya juga menyarankan sore, kenapa tidak dihiraukan,” jelasnya.

“Panpel jangan asal cari untung, hak siar juga harus mengedepankan soal keamanan. Jangan semata soal cuan,” tegasnya.

Keluarga Besar Ponpes Sidogiri ini berharap, para keluarga korban mendapat santunan dari pihak klub serta pemerintah. Ia juga berpesan agar tragedi Kanjuruhan dilakukan investigasi sampai tuntas.

“Pihak klub, dan pemerintah berikan pelayanan terbaik, santunan kepada keluarga yang ditinggalkan. Jangan sampai, membuat keluarga semakin kecewa karena baru saja kehilangan orang-orang yang dicinta,” ungkapnya.

“Saya atas nama Pimpinan DPRD Jatim meminta tragedi ini diusut tuntas. Karena jumlah korban yang besar, menjadikan tragedi ini salah satu yang paling buruk di dunia sepakbola bahkan level internasional. Stop dulu kompetisi, mari introspeksi bersama, perbaiki semuanya,” pungkas Anwar Sadad selaku Wakil Ketua DPRD Jatim.(riz)

No More Posts Available.

No more pages to load.