Bermunculan Para Kandidat, Surokim: Pilpres 2024 Ngeri Ngeri Sedap

oleh -149 Dilihat
oleh

SURABAYA, PETISI.CO – Menjelang tahun politik 2024, kandidat calon Presiden (Capres) dan Wakil Presiden (Wapres) pada Pilpres 2024 sudah mulai bermunculan. Partai Politik sudah mulai sibuk melakukan konsolidasi, melaksanakan pertemuan Nasional dan kunjungan antar pimpinan parpol untuk menentukan nama-nama yang akan dimunculkan pada Pilpres mendatang.

Bahkan, sederet nama sudah mulai bermunculan, mulai dari Anis Baswedan, Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, Puan Maharani, Airlangga Hartarto, Andika Perkasa, Ridwan Kamil, Sandiaga Salahuddin Uno, Khofifah Indar Parawansa, Agus Harimurti Yudhoyono dan sederet nama lainnya yang berpeluang menjadi calon Presiden dan Wakil Presiden pada Pilpres 2024.

Menurut  pengamat politik yang juga peneliti Senior Surabaya Survey Center (SSC),  Surokim Abdus Salam, Pilpres 2024 ini ngeri-ngeri sedap, karena masih akan dibayangi wajah politik hoax, ujaran kebencian, pertarungan politik identitas dan pragmatisme politik jangka pendek.

“Jika hal ini tidak diantisipasi dengan baik, maka kontestasi 2024 akan potensial mengulang terjadinya polarisasi masyarakat sebagaimana Pemilu sebelumnya,” ujar Dekan Fisip Universitas Trunojoyo Madura kepada petisi.co, Rabu (29/06/2022).

Dikatakan Surokim, kita semua tahu, pemilih kita amat beragam, akses media sosial amat tinggi. Sementara kesadaran dan literasi politik masih belum bagus. “Pemilih emosional kita masih dominan, kendati harus diakui pertumbuhan pemilih rasional kita trendnya ada kenaikan. Namun, jumlah pemilih emosional masih dominan,” ujarnya.

Karena itulah, kata Surokim, dengan struktur pemilih seperti ini memang semua pihak harus  bisa antisipatif dan lebih banyak mendorong literasi politik dan edukasi Pemilu lebih intens, khususnya terkait hoax, ujaran kebencian dan politik identitas  yang potensial membelah masyarakat dalam konflik berkepanjangan.

Selain itu, diharapkan juga perlu kerjasama semua pihak untuk  bisa antisipatif dan prediktif terkait sumber-sumber pematik-pemrik politik selera rendah begitu.

“Harus ada upaya lebih serius melakukan pendidikan politik agar pemilu 2024 bisa menjadi tonggak dimulainya politik bermartabat, politik berintegritas dan politik cerdas. Harus ada upaya preventif lebih serius dari semua pihak, baik penyelenggara, pengawas, peserta dan juga penegak hukum agar virtue politik selera rendah ini bisa diminimalisasi pada Pemilu 2014,” ujar  Surokim.

Ditambahkan Surokim, pemunculan para kandidat pilpres saat ini bisa kita cermati masih belum banyak yang mengembangkan politik narasi kebangsaan dan masih terlihat pragmatis, semata-mata untuk kepentingan politik sesaat, bagi-bagi kekuasaan. Hingga kini belum lahir politik gagasan yang bisa diharapkan muncul menjadi angin segar bagi public, sehingga kontestasi bisa lebih didorong untuk membangkitkan kesadaran untuk berpemilu lebih cerdas.

“Jika model-model pemunculan kandidat masih tertutup, tidak transparan  dan tidak melibatkan akses lebih luas kepada public, maka politik akan cenderung elitis dan potensi untuk politik pragmatisme akan lebih menguat,” tambah Surokim.(kip)

No More Posts Available.

No more pages to load.