Buka Kongres PSSI Jatim, Erick Tohir: Bangun Sepakbola Perlu Nyali

oleh -89 Dilihat
oleh
Erick Tohir didampingi ketua Asprov Jatim Ahmad Riyadh (kiri) memberikan keterangan pers

SURABAYA, PETISI.CO – Ketua Umum PSSI, Erick Tohir menegaskan membangun sepakbola perlu nyali besar. Nyali untuk membongkar hal-hal yang selama ini baik, namun belum tentu baik.

Penegasan itu, disampaikan Erick Tohir saat membuka Kongres PSSI Jatim di Hotel Sheraton, Surabaya, Rabu (14/6/2023). Sebanyak 38 Askab/kota, asisiasi wasit, asosiasi pelatih, klub Liga 1 dan 3 se Jatim hadir di kongres untuk membahas program kerja PSSI tahun 2023.

Erick mengaku bangga PSSI Jatim dipimpin oleh figur seperti Ahmad Riyadh. Totalitasnya membangun sepakbola di Jatim luar biasa. Riyadh mampu membawa semua insan sepakbola bersatu di forum kongres PSSI Jatim.

“Tak ada sepakbola membanggakan tanpa pembinaan di daerah. Kalau Jatim bahasanya wani. Pertanyaan sekarang berani gak bongkar mafia sepakbola,” ujarnya bernada tanya.

Menurutnya, sepakbola tidak sekedar euforia atas kemenangan. Padahal sepakbola itu kultur, karena Indonesia punya kultur. “Ada empat tradisi yang harus dibuka dari diri kita untuk membuat sepakbola lebih maju,” ucapnya.

Pertama, kata Erick, tradisi punya manajemen transparansi, agar orang tertarik ingin berinvestasi. Mereka ingin tahu ini hasilnya. “Tanpa manajemen transparansi, kita tidak bisa bangun sepakbola. Kalau dipercaya, maka akan mengalir bantuan itu,” jelasnya.

Yang kedua, lanjutnya, program berkelanjutan. Bukan program kagetan, apalagi ketuanya lagi demen sepakbola. Program berkelanjutan ini harus dimulai dari bawah.

“Kenapa kita serius ke Jepang, karena punya program yang jelas. Karena itu, kita ulangi kembali. Bikin pelatihan wasit. Nanti ada wasit dari Jepang yang menetap di Indonesia untuk melakukan training wasit kita. Jepang bisa tembus dunia karena punya karakter,” paparnya.

Program berkelanjutan ini, termasuk menggelar laga matchday Tim Nasional melawan tim-tim luar negeri. “Kita ingin mengelar matchday tidak hanya di Jakarta saja. Belum pernah ada uji coba internasional yang tiketnya laku semua,” katanya.

Tradisi ketiga, tambah Ercik, kolaborasi dengan sekolah. Sekolah harus jadi fundamental. “Ini harus kita koordinasikan. Pembinaan usia dini harus dilakukan jika ingin berkiprah di Piala Dunia,” tandasnya.

Keempat, adalah tradisi berprestasi. Negara dengan penduduk besar, ekonomi tumbuh dengan baik, seharusnya Indonesia bisa menembus peringkat 150 besar. Maka, tradisi kemenangan harus terjadi.

“Saya berharap apa yang saya sampaikan disini bisa dibuktikan di Jatim. Cari kesamaannya untuk membangun sepakbola dengan baik,” tutur Menteri BUMN ini. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.