BONDOWOSO, PETISI.CO – Camat Tamankrocok, Kabupaten Bondowoso, terkesan berlagak koboi. Mengapa begitu, karena melakukan penebangan pohon Trembesi, tanpa melakukan prosedur yang ada. Pada akhirnya, menjadi pembicaraan para staf-stafnya.
Menurut salah satu stafnya, yang enggan disebutkan, bila segala sesuatu apapun yang berada di atas tanah milik Pemkab termasuk aset daerah.
“Sebab ditanam di lahan milik Pemkab,” ucapnya, Selasa (27/4/2021).
Pemanfaatan kayu Trembesi tersebut, seharusnya juga melalui mekanisme pengelolaan aset daerah. Jadi tidak asal tebang, dipergunakan atas dasar kesepakatan.
“Semestinya dilelang agar dapat penawaran terbaik oleh BPKAD,” katanya.
Hasil lelang nantinya masuk sebagai Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sesudahnya baru dialokasikan penggunaanya, untuk pekerjanya tetap pakai pihak ketiga (lelang).
“Selain itu, Kecamatan sebelumnya juga harus sudah masukkan kebutuhan anggaran belanja dalam P-APBD 2021,” ungkapnya.
Lanjutnya, segala sesuatu pemanfaatan aset di atas lahan milik Pemkab wajib dijalankan sesuai dengan Perpres tentang pengadaan barang dan jasa. Tidak serta merta melakukan penebangan.
“Saya rasa, Inspektorat perlu turun tangan guna menindaklanjuti kejadian tersebut. Sebab, camat ini sering melakukan penebangan pohon di sekitar area Kecamatan tanpa koordinasi dengan BPKAD. Ini sudah menyalahi aturan meski nilainya tidak besar,” tambahnya.
Sementara itu, Camat Tamankrocok, Muhdar, saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya, membenarkan, jikalau dirinya melakukan penebangan pohon.
“Iya benar. Saya melakukan penebangan. Takutnya diterjang angin. Tidak menutup kemungkinan akan roboh ke kantor Kecamatan,” ungkapnya.
Pohon yang ditebang, semua rantingnya diambil warga untuk dibuat kayu bakar.
“Jadi, pohon itu dibawa warga sekitar. Bukan untuk kepentingan pribadi saya sendiri,” ringkasnya. (tif)
