Cegah Radikalisme, Kesbangpol Jateng Akan Bentuk Sekolah Damai

oleh -134 Dilihat
oleh
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Tengah, Haerudin, SH, MH

SEMARANG, PETISI.CO – Untuk mencegah berkembangnya paham radikalisme dan terorisme di tengah-tengah masyarakat, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) akan membentuk sekolah damai.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Jawa Tengah, Haerudin, SH, MH menilai materi tentang bahaya radikalisme patut ditanamkan sejak dini untuk menghindari aksi teror di kemudian hari. Selain itu, untuk mencegah radikalisme, pihaknya juga terus membangun toleransi di kalangan anak didik.

“Ke depan ini nanti kita masih mempunyai momen-momen pembentukan sekolah damai. Pembentukan sekolah damai ini rencananya akan dilaunching oleh pak Gubernur dan mbak Yeni Wahid di Minggu ketiga bulan ini di salah satu sekolahan. Untuk titiknya belum ditentukan, kemungkinannya di sekitar Semarang atau Soloraya,” kata Haerudin di kantornya, Kamis (6/10/2022).

Haerudin menerangkan, program yang diberi nama strategi cegah terorisme melalui sinergitas kontra radikalisme dan deradikalisasi itu sebelumnya sudah berjalan bukan hanya melibatkan sekolahan saja, tapi semua komponen masyarakat, ormas dan tokoh agama.

“Karena yang namanya radikalisme terorisme ini kan bisa masuk kemana saja, terutama pada generasi muda,” ujarnya.

Dalam launching program sekolah damai nanti, sebanyak 70 sekolah dari seluruh Jawa Tengah direncanakan akan hadir.

“Nanti yang hadir luring itu sekitar dua sekolahan tiap kota/Kabupaten. Jadi dikumpulkan jadi satu, dua orang dua orang satu daerah itu kan berarti 70 orang, yang lainnya daring. Masing-masing kabupaten/kota perwakilan dua sekolah,” ucapnya.

Selain membentuk sekolah damai, Kesbangpol juga akan terus melakukan kegiatan lain seperti FGD yang melibatkan eks napiter dengan narasumber dari Kesbangpol Kota/Kabupaten, BNPT, Densus maupun eks napiternya sendiri.

“Jadi eks napiter itu juga kita jadikan narasumber untuk menceritakan kenapa dulu dia bisa terjerumus menjadi seorang teroris. Harapannya tentu saja menghentikan atau paling tidak meminimalisir sebaran-sebaran radikalisme dan sekaligus juga kita kalau bisa menghentikan pelaku kejadian-kejadian terkait dengan terorisme,” terang Haerudin.

“Kemarin kita sudah kick off ya untuk persiapan itu, la launchingnya itu di minggu ketiga. Lalu kita nanti masih ada kegiatan terkait dengan pembentukan sindikasi untuk narasi positif kontra radikalisme dan deradikalisasi. Jadi nanti temen-temen generasi muda, ormas itu kita undang untuk melakukan sindikasi pemberitaan steatmen-steatmen positif terkait dengan pencegahan terorisme,” pungkasnya. (lim)

No More Posts Available.

No more pages to load.