Di Tahun Politik, Pramuka Secara Institusi Tidak Boleh Dibawa ke Dalam Politik Praktis

oleh -148 Dilihat
oleh
Gubernur Khofifah foto bersama anggota pramuka usai upacara Hari Pramuka ke-62

SURABAYA, PETISI.CO – Peringatan Hari Pramuka ke-62, menjadi momen yang tepat bagi Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa untuk mengeluarkan imbauan agar Pramuka secara institusional tidak dilibatkan dalam politik praktis menjelang Pesta Demokrasi 2024.

“Jangan dibawa ke area politik praktis  secara institusinal,” tegasnya saat menjadi pembina apel besar Peringatan Hari Pramuka ke-62 yang digelar di Halaman Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin (14/8/2023).

Meski begitu, Khofifah tak melarang setiap anggota Pramuka menggunakan hak politiknya. “Secara personal tetap berhak menggunakan hak pilihnya sebagai bagian dari warga negara,” ucapnya.

Khofifah juga mengingatkan bahwa salah satu tujuan Pramuka Indonesia adalah melatih skill membangun bangsa sejak pertama didirikan. Meski baru diresmikan pada 1961, semangatnya telah ada saat Mangkunegara VII membentuk organisasi kepanduan pertama Indonesia dengan nama Javaansche Padvinder Organisatie (JPO) pada 1916.

“Di usia Pramuka yang telah mencapai 62 tahun ini, makin mendewasakan seluruh peran serta dedikasi dan pengabdian Pramuka untuk Indonesia. Karena gerakan pendidikan non-formal Pramuka ini seiring dalam pengabdian untuk menjaga dedikasi terbaik untuk masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia,” katanya.

Pihaknya mengajak anggota Pramuka untuk menguatkan nilai Pancasila dalam setiap gerakan kepanduan Pramuka. Ini penting, ciri khas gerakan pandu Pramuka Indonesia terletak pada penanaman nilai Pancasila di dalamnya.

“Kepanduan Pramuka membangun kemandirian, karakter, dan persatuan. Tapi untuk kita, nilai dasar Pramuka dari Lord  Baden-Powell ini ditambah dengan karakter Manusia Pancasila. Jadi selain mandiri, berkarakter, kesetiakawanan sosial  yang harus bisa dipastikan adalah mereka itu Pancasilais,” jelasnya.

Untuk itu, mantan Menteri Sosial RI itu menandaskan bahwa harus ada Revolusi Mental yang digalakkan melalui Pramuka. Sehingga, pendekatan aktif dan produktif harus dilakukan oleh gugus-gugus depan  Pramuka serta kwartir di seluruh tingkat.

Apel Peringatan Hari Pramuka ini sendiri begitu meriah dengan peserta apel hingga 1.000 orang. Mereka adalah 100 anggota Pramuka Siaga, 100 Penggalang, 800 Penegak dan Pandega, serta 1 unit Korsik Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur.

Tak lupa, disuguhkan pula pembacaan puisi berjudul ‘Jangan Pernah Takut Menangis Jika Engkau Seorang Pramuka’ yang dibacakan oleh Khayla Azzalea Yawkin dan Ammeraldo Atallah. Kemudian ada juga penampilan drumband, juga tari kolosal “KITA INDONESIA” yang memeriahkan suasana.

Dalam kesempatan yang sama, Khofifah menganugerahkan penghargaan Gerakan Pramuka kepada sejumlah orang. Antara lain kepada Bupati Trenggalek, Bupati Megetan, dan Bupati Nganjuk selaku Ketua Mabicab di masing-masing kabupatennya.

Selain itu, ada pula penganugerahan Lencana Pancawarsa, penganugerahan Pramuka Pandega Garuda, serta penganugerahan Pramuka Siaga Garuda. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.