Surabaya, petisi.co – Pembangunan box culvert di Jalan Raya Babat Jerawat – Pakal, Surabaya Barat, sepanjang 400-an meter yang dijadwalkan rampung September, kini baru selesai. Sayangnya, walau sudah digerojok uang rakyat (APBD) sekitar Rp 45 Miliar, masyarakat belum bisa menikmatinya. Dampaknya, kemacetan di kelurahan Babat Jerawat terus terjadi.
Seperti diketahui, proyek pembangunan box culvert sepanjang 400 meter dengan Pelaksana Proyek PT Diatasa-Beton KSO, diperkirakan menghabiskan dana sekitar Rp 45 miliar. Proyek yang ditargetkan selesai akhir September 2024 ini ternyata belum rampung sepenuhnya.
“Dengan panjang saluran sekitar 400 meter, proyek ini diharapkan dapat membantu mengurangi risiko banjir dan meminimalisir kemacetan yang sering terjadi di sekitar Jalan Raya Babat Jerawat-Pakal,” ungkap Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya, Syamsul Hariadi, Februari 2024 lalu.
Syamsul saat itu menjelaskan, proyek box culvert ini dengan target waktu yang ditetapkan adalah Agustus-September 2024, menjelang musim hujan berikutnya untuk mengatasi banjir dan kemacetan.
Sementara, pengawas proyek ditemui media ini Selasa, 5 November 2024, menyampaikan, pelaksana pembangunan box culvert telah menyerahkan proyek kepada DSDABM Kota Surabaya. Selanjutnya, penggunaan jalan untuk umum menjadi kewenangan Pemkot Surabaya.
Namun, Camat Pakal Deddy Sjahrial Kusuma, mengaku belum mendapatkan informasi pasti mengenai rencana pembukaan jalan tersebut.
“Saya masih belum tahu pastinya, karena ini urusannya melibatkan beberapa OPD dan Polrestabes,” ujar Camat Pakal ditemui di kantor Kelurahan Babat Jerawat, Selasa (5/11/2024).
Pantauan di lapangan, saat ini jalan masih ditutup, dan para pengendara sepeda motor terpaksa menerobos menggunakan jalan tersebut untuk menghindari kemacetan, terutama di sore hari.
Jalan box colver sepenjang hampir 400 meter ini ternyata, hanya bisa dipakai sekitar 230 meter saja, sisanya bisa dipastikan akan sia-sia. Pasalnya, pemasangan jalur putar balik/menyatu dengan jalur lama ada di depan Dealer Honda.
Kondisi itu sebenarnya sudah diprotes beberapa tokoh warga saat pertemuan di Kantor Kecamatan Pakal, Rabu (6/11). Selain rawan terjadi kecelakaan, juga sia-sia proyek puluhan miliar, ternyata tak bisa dimanfaatkan masyarakat sampai ujung barat.
“Buat apa dibangun mahal kalau tidak bisa digunakan masyarakat,” ujar Catur, salah satu tokoh warga.
Masyarakat pun banyak bertanya-tanya mengenai kapan jalan tersebut akan dibuka, karena kemacetan di pagi dan sore hari tidak bisa dihindari.
Harapan warga, Pemkot Surabaya dapat segera menyelesaikan sisa pekerjaan dan membuka jalan untuk umum guna mengurangi kemacetan di kawasan Babat Jerawat dan Surabaya barat pada umumnya.(joe)