Forkopimda Malang Raya Takzi’ah Wafatnya KH. Abdul Wachid Ghozali Singosari

oleh -100 Dilihat
oleh
Bupati HM. Sanusi dan Forkopimda saat mensalati jenazah Gus Wachid.

MALANG, PETISI.CO – Berita duka meninggalnya pengasuh Ponpes As Salam Singosari, sontak membuat kaget semua kalangan, mulai masyarakat maupun pejabat di se antero Malang Raya.

Sejak tersiarnya kabar wafatnya kyai karismatik pada Sabtu (4/7) pagi sekitar pukul 05.50 WIB itu tampak begitu banyak karangan bunga yang dikirimkan, seperti dari Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, Kapolda Jatim, Irjen Pol Fadil Imran, Pangdam V Brawijaya, Mayjend TNI Widodo Iryansyah.

Almarhum Gus Wachid.

Dari pantauan media, tampak Forkopimda Kabupaten Malang menghadiri pemakaman Almarhum KH. Abdul Wachid Ghozali. Bahkan tak sedikit yang menitikkan air mata, salah satunya Bupati Malang HM. Sanusi.

Saat memberikan sambutan, berkali-kali Sanusi sempat terdiam sambil menahan tangis. Menurut Sanusi, sosok Gus Wachid merupakan sosok ulama muda yang cukup dekat dengan ulama, habaib, masyarakat dan umaro.

“Kita semua merasa kehilangan, sosok seperti Almarhum ini dikenal alim, istiqomah dan bisa bergaul dengan siapa saja, tidak memandang strata sosialnya. Selain itu kegigihannya dalam berdakwah di jalan Allah SWT tidak perlu diragukan. Meninggalnya beliau meninggalkan duka bagi kita semua khususnya masyarakat Malang Raya. Ilmu agama Islam dicabut satu persatu dengan meninggalnya ulama seperti Almarhum Gus Wachid ini,” kata Sanusi sembari menahan tangis.

Sanusi mendoakan agar Almarhum segala amal ibadahnya diterima Allah dan segala kesalahan di ampuni Allah SWT dan berharap lewat Pesantren As-Salam yang didirikan Almarhum akan mampu mencetak generasi islam yang berakhlaq dan mampu mencetak generasi ahli Quran dan Hadist.

Sementara Kapolres Malang, AKBP. Hendri Umar. SIK.MH mengaku meski hanya beberapa kali bertemu dengan almarhum Gus Wachid, dirinya menilai, sosok almarhum adalah ulama yang bisa diterima semua kalangan masyarakat.

“Beliau sosok ulama muda yang banyak digandrungi jamaah khususnya kaum milenial karena gaya bahasa saat berceramah maupun mengajar selalu menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti, tak ketinggalan bahasa walikan khas Arema yang selau beliau sampaikan. Kita benar-benar merasa kehilangan sosok ulama panutan seperti beliau. Mudah-mudahan segala amal beliau diterima Allah dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan. Selamat jalan Gus Wachid,” tutur Hendri Umar menutup sambutannya. (clis)

No More Posts Available.

No more pages to load.