Fornasmala: Jangan Biarkan Banjir di Lamongan Sebagai Tradisi Tahunan

oleh -84 Dilihat
oleh
Webinar Fornasmala.

LAMONGAN, PETISI.CO – Banjir yang melanda beberapa Kecamatan di Kabupaten Lamongan mendapat perhatian serius dari mahasiswa Lamongan yang menempuh pendidikan di seluruh nusantara yang terhimpun dalam Forum Nasional Mahasiswa Lamongan (Fornasmala).

Dalam diskusi yang dilaksanakan secara webinar Senin (11/1/2021) dengan beberapa perwakilan pemuda Karang Taruna yang wilayahnya terendam banjir atau Forum Karang Taruna Kecamatan Kalitengah FKTKK, Fornasmala dan FKTKK mendesak pemerintah Kab. Lamongan untuk mengambil langkah konkrit penanggulangan banjir dan tidak menjadikan banjir sebagai tradisi tahunan di Lamongan.

Menurut Muhammad Fahmi Muzakki Ketua Fornasmala, diskusi ini membahas terkait fenomena banjir yang akhir pekan ini melanda beberapa desa di 6 Kecamatan di Kabupaten Lamongan, dan menelurkan beberapa poin yang harus segera disikapi oleh Pemkab Lamongan.

“Dan ini merupakan langkah awal untuk mengakomodir segala fakta yang ada di lapangan untuk menentukan alternatif-alternatif baru dalam penanganan banjir di Kab.Lamongan,” tutur Fahmi lagi sapaan akrabnya.

Dari hasil kajian diskusi ini, kami Fornasmala dan FKTKK menyimpulkan beberapa poin masukan, kritikan untuk pemilik kebijakan pembangunan Lamongan yang di antaranya adalah:

1. Banjir sudah menjadi tradisi tahunan bagi Kab. Lamongan namun sampai saat ini belum ada keseriusan dari pemerintah dalam mengentaskan permasalahan Banjir di Kab. Lamongan.

2. Pemerintah juga dirasa kurang dalam melakukan upaya pencegahan banjir pada saat musim kemarau. Adapun upaya pencegahan yang di lakukan seperti normalisasi sungai, pembuatan tampungan air tidak berjalan dengan maksimal.

3. Pemerintah Kabupaten Lamongan juga dirasa terlambat dalam menyikapi banjir. Di mana sudah satu pekan banjir melanda beberapa desa di Kabupaten Lamongan namun belum juga ada upaya pengentasan yang dilakukan.

4. Kondisi saat ini aktifitas masyarakat banyak yang terhambat, yang mana kegiatan ekonomi lumpuh total karena sawah/tambak dan akses transportasi terendam banjir. Sulitnya fasilitas kesehatan dan kebutuhan bahan pokok (sembako) juga menjadi kebutuhan yang paling penting bagi warga yang terdampak banjir pada saat ini.

Dengan ini Fornasmala dan FKTKK bersama Masyarakat Lamongan berkomitmen akan terus mengawal permasalahan banjir dan hak-hak masyarakat yang terdampak banjir. (ak)

No More Posts Available.

No more pages to load.