BONDOWOSO, PETISI.CO – Aplikasi Sistem Informasi Pendapatan Daerah (SIPD) dalam merealisasikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), membuat Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Tenaga Honor/ Kontrak) merana.
Aplikasi yang kerap lama “loading”, membuat dana kegiatan dan honorarium pegawai honor/ kontrak ikutan lelet.
“Kondisi ini terjadi karena aplikasi SIPD hingga saat ini belum maksimal, lantaran proses input data tidak langsung masuk ke database, lantaran sering ‘loading’ dalam waktu berhari-hari,” jelas sejumlah kepala OPD di Pemerintahan Kabupaten Bondowoso, Jumat (23/4/2021).
Pemkab Bondowoso yang memiliki keunggulan, kreatif, mampu berinovasi, dan memiliki kecepatan untuk bersaing secara global, rupanya sulit terwujud.
“Karena, dalam kenyataannya, mereka kini sedang kebingungan lantaran dana kegiatan, tunjangan ASN dan gaji Pegawai Honor/Kontrak tak kunjung cair,” imbuhnya.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Bondowoso, Farida, membenarkan persoalan ini dikarenakan aplikasi SIPD yang belum maksimal.
Menurutnya, itu aplikasi baru yang harus digunakan secara Nasional.
“Di ranah perencanaan sudah lumayan ready. Sedangkan di ranah pengelolaan keuangan masih proses penyempurnaan,” katanya.
Untuk lebih tahu detailnya, apa kendalanya dan bagaimana silakan tanya ke Bagian Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD).
Ditegaskan, jika mengenai anggaran tidak ada masalah. Karena anggarannya sudah ada.
“Kendala belum cair, karena masih proses input data di SIPD,” cetusnya.
Disebutkan, ada banyak faktor yang menyebabkan SIPD menjadi penghambat pencairan dana. Satu di antaranya, aplikasi tersebut belum siap menginput data semua kabupaten/kota di Indonesia.
Karena berbasis web, saat menginput terkadang bersamaan dengan pemkab di seluruh Indonesia.
“Staf kami sampai bergadang saat menginput. Masalahnya, sekarang input data, loadingnya lama bahkan sampai pagi belum tentu masuk ke data base,” pungkasnya. (tif)
