Gubernur Khofiah: Nilai-nilai Pancasila Jadi Pondasi untuk Bertahan Menghadapi Pandemi Covid-19

oleh -128 Dilihat
oleh
: Gubernur Khofifah memberi salam hormat kepada jajaran fokopimda usai sambutan pada Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Grahadi, Jumat.

SURABAYA, PETISI.CO – Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengajak seluruh masyarakat Jatim menjadikan nilai-nilai luhur Pancasila sebagai modal untuk bangkit dari keterpurukan akibat Pandemi Covid-19.

Caranya, dengan mengamalkan, mengimplementasikan dan menjalankan nilai-nilai luhur Pancasila seperti gotong royong, persatuan, empati, dan solidaritas antar sesama.

“Dengan begitu, kami meyakini segala tantangan dan kesulitan akan bisa dihadapi Bangsa ini dengan ketangguhan dan kebersamaan,” ujarnya usai menjadi Inspektur Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila Tahun 2021 di Halaman Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jumat (1/10/2021).

Dalam konteks pandemi ini, menurutnya, kita melihat kecenderungan sikap-sikap seperti individualisme. Namun di sisi lain kita juga melihat kebangkitan nilai-nilai luhur Pancasila seperti empati, solidaritas, dan gotong royong antar sesama.

“Kita melihat bagaimana banyak orang tergerak untuk membantu sesama dalam situasi yang sulit. Saya yakin nilai-nilai-nilai ini akan menjadi modal bagi kita untuk bangkit dari pandemi ini,” katanya.

Hari Kesaktian Pancasila ini, lanjutnya, juga menjadi gambaran kuat bahwa nilai-nilai luhur Pancasila selalu berhasil membawa Bangsa Indonesia keluar dari segala tantangan dan kesulitan. Bahwa Pancasila tidak hanya sebagai falsafah dan ideologi bangsa, tapi juga menjadi kekuatan dalam kehidupan kita sehari-hari.

“Pandemi Covid-19 ini mengguncang segala sektor kehidupan. Di masa-masa sulit seperti ini, nilai-nilai Pancasila justru menjadi pondasi untuk bertahan menghadapinya. Ini sekaligus menjadi momen kita dalam meningkatkan rasa nasionalisme, persatuan dan kesatuan, serta cinta tanah air,” paparnya.

Khofifah mengatakan, Pancasila harus lebih dari sekadar menjadi ideologi dan falsafah yang menentukan cara pandang kita terhadap persoalan. Namun, nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dapat menjadi panduan hidup yang menuntun cara berperilaku.

Terutama dalam semangat untuk bangkit dari pandemi sehingga terwujud Jatim tangguh. Hal ini selaras dengan tema peringatan Hari Kesaktian Pancasila tahun ini yakni ‘Indonesia Tangguh Berlandaskan Pancasila’.

Setiap sila dalam Pancasila itu panduan yang jelas dalam melangkah hari ini. Misalnya, saat menghadapi pandemi Covid-19, kita mesti memulainya dengan berpasrah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa (sila pertama).

“Menyadari bahwa semua ini adalah bagian dari ujian-NYA untuk membuat kita lebih tangguh. Kemudian bagaimana kita harus menumbuhkan empati (sila kedua) dan gotong royong (sila ketiga),” jelasnya.

Sementara sila keempat dan kelima, lanjut Khofifah, dapat menjadi pedoman dalam membangun kerjasama antara Pemerintah dan masyarakat. Relasi pemerintah dan warga semakin terbuka dan transparan sehingga diharapkan bisa terbangun suasana saling mendukung.

Pihaknya bersyukur bahwa penanganan pandemi ini berjalan baik atas kerjasama yang baik antara pemerintah dan masyarakat. Dalam kehidupan demokratis, pemerintah tak bisa sendiri dalam menjalankan pembangunan tetapi perlu aspirasi dan partisipasi masyarakat (sila keempat).

“Kalau sinergi itu terbangun baik maka kita akan bisa mencapai tujuan akhir yaitu kesejahteraan bagi seluruh warga masyarakat (Sila kelima),” tandas mantan Menteri Sosial ini.

Dalam kesempatan ini, Khofifah kembali menyampaikan apresiasinya bagi seluruh pihak yang telah bahu membahu dan bergotong royong dalam menangani pandemi Covid-19.

Hal ini menjadi bentuk komitmen, sinergi dan kolaborasi berbagai pihak tidak hanya Pemprov Jatim, tapi juga seluruh jajaran Forkopimda Jatim, pemkab/pemko, nakes, perguruan tinggi, media dan seluruh elemen masyarakat.

Hal tersebut terlihat dari kasus Covid-19 di Jatim yang terus menurun. Berdasarkan rilis harian Kemenkes RI dan RS Online periode 15 Juli – 27 September 2021, beberapa unsur mengalami penurunan.

Diantaranya, kasus harian dari 8.230 menjadi 92. Artinya terjadi penurunan sebanyak 98% pada rentang waktu periode tersebut. Kasus kematian harian mengalami penurunan dari 211 orang menjadi 14 atau turun sebanyak 93%.

Dari segi keterisian tempat tidur atau bed occupancy ratio (BOR) juga mengalami penurunan baik Isolasi, ICU pada RS, maupun BOR pada RS Lapangan. BOR Isolasi pada periode 15 Juli-27 September 2021 menurun dari 81% menjadi 6% atau terjadi penurunan sebesar 75%.

BOR ICU menurun dari 78% menjadi 11% atau turunnya sebanyak 67%. Sementara BOR RS Lapangan juga mengalami penurunan dari 74% menjadi 5% atau turun 69%.

“Alhamdulillah RS darurat covid-19 Indrapura yang pernah merawat pasien total 10.559 orang, per kemarin sudah nol. Dan alhamdulillah 28 kab/kota di Jatim sudah masuk level 1. Semoga semua terkendali dan terus melandai. Mari tetap jaga prokes dan percepat vaksinasi,” ujarnya.

Turut hadir Ketua DPRD Jatim Kusnadi, Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta, Kepala Kejaksaan Tinggi Jatim Mohamad Dofir, Pamgkoarmada II Laksda TNI Iwan Isnurwanto, Wadan Kodiklat Laksda TNI Agus Hariadi dan jajaran Forkopimda Provinsi Jatim.

Lalu, Kepala Perwakilan BI Jatim Budi Hanoto, Kanreg IV OJK Jatim Bambang Mukti Riyadi, Kepala BPS Jatim Dadang Hardiwan, Rektor UINSA Prof Masdar Hilmy, Plh Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono, para Kepala OPD di lingkungan Provinsi Jatim, serta tokoh agama dan tokoh masyarakat Jatim. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.