Kabupaten Bondowoso Jadi Demplot Penanaman Pisang Cavendish Berbasis Ekspor

oleh -172 Dilihat
oleh
Acara penamaan pisang Cavendish

BONDOWOSO, PETISI.CO – Kabupaten Bondowoso menjadi salah satu dari tujuh wilayah di Indonesia yang dipilih untuk demplot penanaman produk holtikultura berbasis ekspor jenis pisang Cavendish.

Penanaman perdana yang dilakukan oleh Bupati Bondowoso, Salwa Arifin, bersama Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Perindustrian dan Perdagangan, Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi ini dilakukan di lahan seluas 2 hektar dengan jumlah bibit 2.425, di kebun Dinas Pertanian (Disperta), yang berlokasi di Desa Maskuning Kulon, Kecamatan Pujer, Sabtu (29/1/2022).

Sekretaris Kementerian Koordinator Perekonomian RI, Susiwijono Moegiarso, mengatakan, penanaman ini sifatnya demplot.

Artinya, sebelum akhirnya ditanamkan secara massal pada petani, pihaknya memastikan terlebih dahulu kecocokan penanaman di tanah Bondowoso.

“Nanti dalam 10 bulan terus panen. Petani bisa lihat buktinya. Yang penting adalah dari demplot, di sini sudah cocok semua tanahnya dan lain sebagainya,” ujarnya.

Penanaman pisang Cavendish kali ini, juga telah ada off taker-nya. Dalam hal ini, adalah PT. Great Giant Pineapple.

“Jadi kunci utamanya selain kecocokan untuk komoditas disini, adalah ada off taker. Baik untuk ekspor maupun pasar dalam negeri,” jelas, sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian tersebut.

Selain itu, ia memastikan, bahwa program ini bukan untuk industri, melainkan program untuk pemberdayaan petani melalui program CSV (Created Sharing Value).

“Sehingga, PT Great Giant Pineapple sebagai off taker, nantinya hanya akan mendampingi petani. Kemudian, membeli buahnya,” katanya.

Nantinya, para petani bisa berkembang selanjutnya bisa melakukannya sendiri baik di lahannya atau pun di pekarangannya.

Namun, harus tetap disesuaikan dengan standar PT Great Giant Pineapple. Dan itu bisa didapatkan salah satunya dengan memperhatikan aplikasi yang diperuntukan dalam penanaman pisang Cavendish.

Sebab, ada standarnya dan aplikasinya untuk nanamnya. Kemudian nanti harus ada Koperasinya.

“Harganya nanti dijamin semuanya oleh PT Great Giant Pineapple,” urainya.

Tak hanya itu saja, ia juga menyebut, penanaman pisang Cavendish ini diharapkan bisa mendorong ekspor komuditas holtikultura.

“Mengingat permintaan di tingkat pasar global masih over demand dan terbuka luas,” imbuhnya.

Sementara itu, perwakilan dari PT Great Giant Pineapple, Drh. Welly Sugiono, mengungkapkan, bahwa pihaknya akan melakukan pendampingan agar nantinya kualitas pisang Cavendish di Bondowoso dengan kebun milik perusahaannya bisa sama. Karena, untuk ekspor harus memiliki 21 sertifikasi internasional. .

“Supaya produk mereka bisa sesuai dengan sertifikasi yang kita miliki,” akunya.

Nantinya jika demplot di Bondowoso berkembang, kami akan menempatkan satu tim yang diketuai oleh satu manajer untuk melakukan pendampingan.

Disinggung tentang pasarnya sendiri ?. Pria akrab disapa Welly ini menyebutkan, bahwa ekspor produk pisang ini sendiri menyentuh kawasan Asia.

“Ekspornya kalau pisang ini hanya Asia, karena kita dekat,” cetusnya.

Menurutnya, dalam penanaman pisang Cavendish ini kepadatan dalam satu hektar adalah 2.400 pohon.

“Dengan tingkat produktivitas per pohon 25 kilogram,” tegasnya.

Kepala Dinas Pertanian (Disperta) Bondowoso, Hendri Widotono, menyatakan, empat bulan ke depan pihaknya akan membuka gratis sekolah lapang petani milenial untuk belajar penanaman pisang Cavendish.

Menurutnya, akan mencari petani milenal, karena memang semua penanaman berbasis digital. Mengingat, semua produknya ini merupakan produk ekspor.

“Jadi setiap bulan nanti akan di sini. Kita ajari semuanya. Kita bangun mentalnya dulu,” ucapnya.

Seraya menambahkan, setelah panen perdana berhasil, akan membuka minimal 200 hektar lahan penanaman pisang Cavendish. Dengan bibit yang disediakan oleh perusahaan.

“Untuk penanaman pisang Cavendish ini tanah-tanah yang marginal. Seperti pinggiran, tegalan, lahan kering yang tadah hujan. Di Bondowoso sekitar 60 ribu hektaran. Ini berpotensi, tapi ketinggiannya minimal 400 DPA,” pungkasnya. (tif)

No More Posts Available.

No more pages to load.