KarSa Janji Kembangkan Wisata Arkeologi dan Kebudayaan Lamongan Sisi Selatan

oleh -126 Dilihat
oleh
KarSa "Kartika" kunjungi Situs Megalitikum Punden Berundak Sitinggil Kec. Modo.

LAMONGAN, PETISI.CO – Selain menyapa warga di Kecamatan Babat, Modo, Bluluk, dan Sukorame, dalam massa kampanyenya, Senin (5/10/20), KarSa juga menyempatkan diri berkunjung ke salah Situs Megalitikum “Punden Berundak Sitinggil” di Kec. Modo.

Banyaknya peninggalan sejarah di wilayah selatan Kabupaten Lamongan membuat KarSa, Kartika Hidayati, Calon Bupati Lamongan yang diusung oleh PKB dan PDI Perjuangan segera memaparkan rencana pembangunan Wisata Arkeologi dan Kebudayaan Lamongan sisi selatan.

Menurut Kartika, kita harus mengedukasi generasi muda agar tidak kehilangan sejarah. Seperti diketahui Situs Sitinggil ini adalah situs Megalitikum Punden Berundak, dan dipercaya sebagai tempat Gajah Mada kecil menghabiskan waktunya untuk menggembala hewan ternaknya.

Kita harus bangga, bahwa salah satu putra Lamongan menjadi “Mahapatih Besar Kerajaaan Majapahit” yang mampu menyatukan Nusantara, dengan Sumpah Amukti Palapanya.

“Inilah yang harus kita kabarkan, bahwa jangan malu menjadi masyarakat Lamongan, karena Mahapatih Besar Majapahit sangat dipercaya dari Lamongan. Dan ke depan pembangunan fundamental Lamongan juga akan memprioritaskan Wisata Sejarah dan Arkeologi Lamongan selatan,” ungkapnya.

Tidak hanya berkunjung ke Situs Sitinggil, rombongan Kartika yang dipandu oleh Relawan Gemati juga menyempatkan diri untuk mampir di titik Nol Kali Lamong di Desa Kedungkumpul, Kec. Sukorame.

Mahrus Ali ketua Gemati Lamongan juga menyampaikan, bahwa Kali Lamong ini adalah sungai yang menjadi tumpuan hidup masyarakat Lamongan Selatan. Selain sumber irigasi, Kali Lamong juga kerap menjadi bencana banjir ketika meluap.

Sungai yang melewati 4 Kabupaten yaitu Lamongan, Mojokerto, Gresik, dan Surabaya. Dan sungai ini ternyata mempunyai hulu sungai atau titik 0 di desa Kedungkumpul. Titik 0 kali Lamong ini, ternyata menyimpan banyak cerita maupun mitos sejarah.

Dan kali ini, Gemati ingin mengekspose lebih dalam, karena Desa Kedungkumpul sendiri berasal dari 2 kata yaitu kedung dan Kumpul, “Kedung berarti kubangan air, dan kumpul”.

Konon di titik 0 ini dulu, sering dilakukan ritual sedekah bumi oleh beberapa desa yang berkumpul menjadi satu. Maka dari itu desa ini di namakan Kedungkumpul yaitu kubangan air yang menjadi tempat berkumpul.

Lebih lanjut Mahrus juga mengatakan, harapan Gemati dengan acara seperti ini, Bunda Kartika dan Bapak Saim bisa mengetahui pembangunan wilayah perbatasan barat daya Lamongan, yang masih sedikit tertinggal dari Kabupaten sebelah.

“Harapan kami, Titik 0 Kali Lamong maupun Situs Megalitikum Punden Berundak bisa di rehabilitasi dan di jadikan destinasi wisata kedepannya,” imbuhnya lagi.

Untuk diketahui, kunjungan rombongan KarSa juga ditutup dengan doa dan santunan terhadap puluhan anak Yatim yang ada di Desa Kedungkumpul. (ak)

No More Posts Available.

No more pages to load.