Komisi D DPRD Lamongan: Tidak Boleh Terpasung dengan Pencitraan Kalau Lamongan Itu Aman, Karena Ini Wabah

oleh -102 Dilihat
oleh
Ketua komisi D Somad (dua dari kanan) bersama anggota komisi yang lain.

LAMONGAN, PETISI.CO – Pasca diumumkannya sebanyak 9 orang Lamongan diduga positif Covid-19 dari hasil rapid test laboratorium Unair yang disampaikan juru bicara tim gugus tugas Covid-19, Taufik Hidayat, dalam konfrensi pers di Pendopo Lokatantra Lamongan, Rabu (01/04/20). Komisi D DPRD Lamongan mendesak tim gugus tugas Covid-19 kabupaten Lamongan untuk membuka semua informasi dibuka selebar-lebarnya.

Hal itu di sampaikan oleh Somad Ketua Komisi D Lamongan, Rabu (1/4/20), alasannya adalah kami menduga bahwa banyak informasi yang belum terpublis. Kami sangat menyesalkan dan menyayangkan sikap tim gugus tugas Covid-19 yang menutup akses informasi itu, ketika sudah ada 9 orang yang dinyatakan positif oleh hasil rapid test lab Unair, baru keluar pengumuman itu.

Lha sekarang kita pun kaget “koq ujug-ujug ono songo“(koq tiba-tiba ada sembilan,- red).

“Kenapa masyarakat tidak diberikan kabar yang seterang terangnya dan tidak dikasih informasi yang sejelas jelasnya,” kata Somad.

Sehingga masyarakat bisa antisipasi secara mandiri lebih berhati-hati dalam berkomunikasi, bisa jaga jarak dan menjaga kesehatan masing masing di rumah.

Ke depan kami harapkan dalam hal ini tim gugus tugas Covid-19, pak bupati, pak sekda, dan pihak Rumah Sakit Soegiri sebagai rujukannya untuk memberikan informasi yang setulus tulusnya dan selebar lebarnya, jangan sampai ada yang ditutup tutupi.

“Kita gak boleh terpasung pada pencitraan bahwa Lamongan itu aman dan sebagainya, karena ini wabah,” tambahnya.

Mungkin ke depan kawan-kawan komisi D sebagai mitra bidang kesehatan akan meminta informasi pada pihak terkait.

Karena kemarin kami sempat minta informasi pada dr. Taufik sebagai jubir tim gugus tugas Covid-19 Lamongan sekaligus kepala dinas Lamongan ketika saya tanya melalui WA juga jawabnya sangat lambat.

Bahkan kemarin kita juga WA menanyakan tentang perkembangan di RSUD Soegiri, ya formal formal aja jawabannya. Jadi kita pun sulit mengakses informasi bagaimana kondisi paramedis yang ada di RSUD Seogiri,  jujur kami mengkhawatirkan keadaannya, karena mereka adalah garda terdepan pencegahan Covid-19.

Ini harus dibuka secara terang-benderang, dan Pak Anaz Direktur RSUD Soegiri harus memberikan informasi sedetil-detilnya.

Terpisah dr Taufik selaku jubir tim Covid-19 tidak bisa memastikan kapan hasil swab test dari Jakarta diketahui, karena kita sendiri belum tahu kapan keluar hasilnya, semoga saja cepat keluar. Terpenting pencegahan tetap dilakukan tanpa  menunggu hasilnya seperti apa. “Artinya kita antisipasi kemungkinan terjelek,” tutup dr Taufik. (ak)

No More Posts Available.

No more pages to load.