KONI Jatim Protes Kebijakan Pemkot Surabaya, Ada Apa?

oleh -111 Dilihat
oleh
Ketua Satgas Kontingen PON XX Jatim, M Nabil saat menyaksikan atletnya berlaga di arena PON Papua.

PAPUA, PETISI.CO – Di tengah perjuangan atlet-atlet Jatim meraih hasil yang terbaik di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX 2020 Papua, kabar kurang mengenakkan datang dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.

Dalam rangka mencegah penyebaran Covid-19 di Kota Surabaya serta sebagai bentuk perlindungan terhadap atlet, ofisial, keluarga dan lingkungan masing-masing, Pemkot Surabaya mewajibkan kontingen Jatim, terutama yang memiliki KTP Surabaya menjalani karantina selama lima hari setelah tiba di Surabaya.

Melalui surat nomor: 443.2/13174/436.8.4/2021, tertanggal 4 Oktober, yang ditujukan kepada Ketua Umum KONI Surabaya, Pemkot Surabaya melalui Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat, meminta kepada seluruh Atlet dan/atau Official yang memiliki KTP (Kartu Tanda Penduduk) dan/atau berdomisili di Kota Surabaya wajib melaksanakan karantina di tempat yang difasilitasi oleh Pemerintah Kota Surabaya setibanya dari mengikuti PON XX di Papua.

Karantina dilaksanakan selama 5 (lima) hari serta dilakukan tes swab pada hari ke 4 (empat) di tempat karantina. “Saya berharap Pemkot Surabaya mempertimbangkan aturan ini,” kata Ketua Ketua Satgas Kontingen PON XX Jatim, M Nabil dalam siaran persnya, Selasa (5/10/2021).

Kebijakan Pemkot Surabaya ini, menurutnya, perlu dipertimbangkan lagi, karena sebelum berangkat ke Papua atlet Jatim sudah swab PCR. Bahkan, sejak September 2020 ketika KONI Jatim menggelar Puslatda New Normal (PNN) para atlet juga menjalani karantina, dan Swab PCR secara berkala. Ketika berada di Papua, sebelum tanding diswab antigen, menjelang kepulangan harus swab PCR lagi.

“Mengapa hanya kepulangan yang dari Papua saja yang harus dikarantina dibandingkan daerah lain. Hal  ini akan menjadi sensitif dan membuat tersinggung karena hanya Pemkot Surabaya saja yang seperti ini. Yang dari Papua kalau landing di daerah lain di Indonesia tidak pakai karantina,” ungkapnya.

Seandainya ada atlet positif Covid-19 saat di Papua sudah disiapkan tempat isoman dan pasti  tidak bisa pulang sampai dinyatakan negatif lagi hasilnya. “Dengan kerendahan hati saya berharap aturan karantina ini dipertimbangkan lagi kebijakan yang dapat menimbulkan masalah baru antara Jawa Timur dan Papua,” pinta Nabil. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.