Mahalnya Harga Pupuk, Petani Sulit Membedakan Jenisnya

oleh -117 Dilihat
oleh
H. Samsul Arifin salah satu distributor pupuk pemilik CV. Fia Mandiri.

BONDOWOSO, PETISI.CO – Samsul Arifin, salah satu distributor pupuk pemilik, CV. Fia Mandiri, beralamat Jl. Pakisan, Desa Kajar, Kecamatan Tenggarang, Bondowoso, angkat bicara soal harga pupuk bersubsidi yang terkesan mahal.

Menurut dia, mahalnya harga pupuk lantaran terdapat dua jenis yang sulit dibedakan oleh petani. Sehingga terkesan melakukan mark up harga. Jadi yang terkesan mahal itu adalah pupuk non subsidi.

“Dikira pupuk bersubsidi itulah yang dijual dengan harga mahal, sedangkan yang mahal itu adalah pupuk Urea non subsidi,” tuturnya pada sejumlah wartawan, usai mengikuti rapat kordinasi dengan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) Bondowoso, Rabu (15/4/2020).

Samsul mengaku, selama ini sudah menyalurkan pupuk sesuai aturan dan prosedur yang berlaku kepada setiap kios-kios pengecer.

“Distributor menyalurkan ke kios-kios sudah sesuai dengan harga yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Yakni seharga Rp 173 ribu, per kwintal,” jelasnya.

Tak hanya itu, ia juga mengatakan bahwa, selama dirinya sebagai distributor tidak pernah memberikan harga di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) atau melakukan mark up harga.

“Hanya saja di kios-kios itu ada harga pupuk Subsidi dan non subsidi,” katanya.

Pupuk bersubsidi harus dijual sesuai HET, karena pupuk tersebut berada dalam pengawasan pemerintah. Sementara pupuk non subsidi itu bebas.

“Memang harga pupuk non subsidi mahal, harga aslinya Rp 6 Juta per ton. Itupun pengenalan di kios-kios pengecer. DanĀ  dijual dengan harga Rp. 9 ribu hingga Rp 10 ribu,” urainya.

Lebih lanjut dia menegaskan, jika terdapat kios-kios pengecer yang menjual di atas HET untuk pupuk bersubsidi. Pihaknya langsung menutup atau memberi surat sanksi pemecatan.

“Di bulan ini ada satu kios sudah kami tutup. Ada sejumlah kios tidak diperpanjang kontraknya. Penyebabnya karena ada yang menjual diatas HET dan ada pula yang karena kekurangan modal,” pungkasnya. (tif)

No More Posts Available.

No more pages to load.