Menteri PPPA Kunjungi Desa Punten dan Desa Junrejo

oleh -45 Dilihat
oleh
Saat Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Gusti Ayu Bintang Darmawanti Se Msi, Wawali Kota Batu Ir H Punjul Santoso S.H M.M, serta Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait bernyanyi Laskar Pelangi bersama anak-anak di Desa Junrejo.

BATU, PETISI.CO – Kunjungan kerja Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia ke Kota Batu khususnya menuju Desa Punten dan Desa Junrejo, pada Kamis (27/02/2020) tampak berjalan dengan mulus.

Dalam kesempatan itu, tampak hadiri Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Gusti Ayu Bintang Darmawanti SE, MSi, Wawali Kota Batu, Ir. H. Punjul Santoso S.H M.M, serta Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait.

Tidak lupa juga dihadiri DP3AK Provinsi Jawa Timur, TPPKK Kota Batu, Forkopimda Kota Batu atau yang mewakili, beserta jajaran KPAI, kepala OPD Kota Batu, Muspika Kecamatan Junrejo, S
seluruh perangkat Desa Junrejo, serta Forum Anak Arjuna, Desa Junrejo.

Dalam kunjungan kerja tersebut, juga dihibur anak anak Desa Punten dengan berbagai tarian daerah dan juga puisi-puisi yang sangat menghibur.

Begitu juga di Desa Junrejo anak-anak sangat antusias menyambut kehadiran Mentri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI serta Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak Provinsi Jawa Timur.

“Dengan kunjungan kerja kami ke kampung ini membuat kami bahagia dimana di sini diinisiasi oleh anak-anak yang berpartisipasi dan semangat anak-anak yang luar biasa,” ujar Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Gusti Ayu Bintang Darmawanti SE. MSi.

Lebih hebatnya lagi masyarakat membuka lebar lebar untuk kreatifitas anak anak, karena mereka mengisi waktu luangnya dengan hal hal positif diantaranya ada olahraga, kesenian, membaca, dan lain lain itu sudah dimulai dari TK dan ini sama sekali tidak ada paksaan pada mereka.

Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait juga menambahkan, singkatnya bahwa ini merupakan bagian dari bagaiman menjaga anak itu harus sekampung.

“Hari ini kita melihat bahwa walaupun gang ini merupakan gang sempit, tetapi bagaimana partisipasi masyarakat memberikan uang dan akses untuk mengatur desanya dan rumahnya,” paparnya.

Dia lanjutkan, konsep Kampung Ramah Anak ini adalah selain orang tua yang menjaga anak dan melindungi anak, tapi juga dilakukan oleh masyarakat sekampung.

“Seperti inilah buktinya satu kampung peduli dengan persoalan persoalan anak, jadi Kampung Ramah Anak bagian dari  bagaimana memberikan akses pada anak anak untuk melupakan bermain gadged yang saat ini lagi marak maraknya,” pungkasnya. (azin/eka)