Momentum Hari Santri, KarSa Berikan Kebijakan Agar Rakyat Tersenyum Karena Kesejahteraan

oleh -105 Dilihat
oleh
Kartika Hidayati di apit Saim S.Pd dan Nasyirul Falah Amru di depan ratusan pendukungnya.

LAMONGAN, PETISI.CO – Sejak diputuskan oleh Presiden Joko Widodo melalui Keputusan Presiden No 22 tahun 2015, peringatan Hari Santri yang menjadi tolak ukur perjuangan para santri melalui Resolusi Jihad, dan dicetuskan oleh Hadratus Syekh KH. Hasyim Asyari untuk mengusir para penjajah dari bumi Indonesia menjadi momentum kebanggaan tersendiri bagi santri Indonesia.

Menurut Calon Bupati pasangan KarSa Kartika Hidayati yang memperingati Hari Santri 22 Oktober 2020 di dua tempat yakni Modo dan Maduran, yang didampingi oleh Calon Wakil Bupatinya Saim S.Pd, serta anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI Nasyirul Falah Amru. “Momentum hari santri patut kita syukuri,” ungkapnya.

Sebagai santri yang hidupnya untuk negara ini diajarkan oleh Mbah Hasyim agar selalu menciptakan rasa bela negara sampai titik darah penghabisan.

Sejarah membuktikan, sampai ada resolusi jihad dan cinta tanah air “Hubbul Wathon Minal Iman” adalah bagian dari keimanan kita kepada Allah SWT.

“Semakin tinggi keimanan kita kepada Allah, semakin kuat rasa memilika kita kepada negara, dan tentu tugas kita untuk menjadi yang terbaik bagi bangsa ini,” akunya.

Salah satunya adalah dengan menjadi pemimpin di Kabupaten kita tercinta Lamongan, dengan memberikan kebijakan yang bisa membuat rakyat tersenyum akan kesejahteraan dan keberkahan yang bisa memfasilitasi santri dengan penguatan existensi santri itu sendiri.

Karena sesungguhnya negara yang kuat bisa dimunculkan dari Pondok Pesantren dengan mengoptimalisasikan keberadaan santri dengan segala kapasitasnya mulai penguatan Kitab Kuning dengan aplikasinya, penguatan pendidikan ilmiah, penguatan IT sampai penguatan enterplaner santri.

Lebih lanjut Kartika juga menuturkan, sehingga ketika lulus dari Ponpes, siap mengahadapi kehidupan dengan matang, melanjutkan kuliah dengan pedoman agama yang sudah kuat, mencetak santri yang saint dan ahlaknya bagus.

Sinergitas inilah yang ke depannya akan menjadikan pemimpin pemimpin yang berkarakter. Bila jadi enterplaner maka akan jadi enterplaner yang berkarakter, begitupula jika jadi akademisi, maka akan jadi akademisi yang berkarakter.

“Inilah yang disebut pengabdian santri untuk bangsa, maka santri yang sehat dan kuat akan membuat Indonesia kuat juga,” pungkasnya. (ak)

No More Posts Available.

No more pages to load.