SURABAYA, PETISI.CO – Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini menjabarkan penangan banjir yang dilakukan oleh jajarannya kepada Panitia Khusus (Pansus) DPRD DKI Jakarta.
Menurut Risma kondisi Kota Surabaya yang bersinggungan langsung dengan laut, membuat pihaknya harus mampu melakukan penanganan dengan cara yang berbeda guna mengantisipasi munculnya banjir.
“Saya sampaikan posisi Surabaya rendah, cuma 5 meter dari air laut. Treatment harus berbeda,” kata Risma di Balai Kota Surabaya, Kamis (22/10/2020).
Artinya kata Risma, pihaknya harus memikirkan cara guna mengalirkan air yang datang, terlebih saat musim hujan tiba guna memebaskan Surabaya dari kepungan banjir.
“Kita sampaikan bikin saluran air sebesar dan sebanyak mungkin. Supaya bisa menangani dampak curah hujan,” jelasnya.
Ia mencontohkan jika upaya pemaksimalan penangan banjir juga didukung dengan pembangunan pompa air di beberapa wilayah di Surabaya.
“Kita tiap tahun bangun pompa. Misalnya proyek di Mayjend Sungkono, kita tambah pompa di Gununga Sari. Baru penambahan 1 meter kubik,” terangnya.
Perihal alokasi anggaran untuk penangan banjir di Kota Surabaya sendiri, sebesar Rp 460 Miliar per tahun.
Sementara itu, Ketua Pansus Banjir DPRD DKI Jakarat, Zita Anjani menuturkan biaya alokasi penangan banjir mencapai miliaran. Oleh karena itu berharap dana sebesar itu bisa dimaksimalkan penggunaannya.
“Kita dari DPRD sayang kalau yang sebanyak itu tidak digunakan menanggulangi banjir,” kata Zita.
Ia memastikan, bahwa mekanisme di Surabaya bakal dijadikan salah satu rekomendasi penangan banjir di wilayah DKI Jakarta.
“Tadi masukannya banyak ya tips teknik menanggulangi banjir, mulai dari sistem integrasi sampai pembangunan infrastruktur, sampai manajemen sistemnya itu kita bawa pulang semua ke Jakarta. Banyak, semua harus dicontoh tapi yang patut dicontoh itu kerja nyatanya,” pungkas politis asal PAN itu. (nan)
