Netizen Soroti Komnas HAM Usut Kasus Santet 1998

oleh -34 Dilihat
oleh
Viral yang menyoroti kinerja Komnas HAM di Banyuwangi

BANYUWANGI, PETISI.CO – Netizen mulai ramai komentari kasus pembantaian dukun santet tahun 1998. Kasus ini kembali mencuat setelah tim penyelidik Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) yang beberapa hari lalu datang ke Banyuwangi hendak mengumpulkan data dan usut tuntas kasus pembantaian yang menewaskan 200 jiwa tersebut.

Seperti yang dilansir di beberapa media di Banyuwangi yang memberitakan Komnas HAM sebut Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas tidak kooperatif dan menolak penyelesaian kasus santet 1998.

Seperti halnya yang diberitakan PETISI.CO, Wakil Ketua Komnas HAM Muhammad Nurkhoiron yang sekaligus sebagai ketua penyelidik kasus santet 1998 mengatakan, Bupati Anas terang-terangan menolak menyelesaikan kasus yang memakan korban ratusan jiwa di Banyuwangi.

Padahal kasus dukun santet merupakan kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang berat dan mengandung unsur politik. Tujuannya penyelidikan ini agar pelaku dan dalangnya terungkap sehingga dapat diproses hukum, dan masyarakat serta korban bisa tahu siapa pelaku pembantaian tersebut.

“Bupati Banyuwangi ini tidak mau melakukan upaya pemulihan seperti yang dianjurkan oleh Komnas HAM. Bukan hanya tidak mau, bekerja sama dengan Komnas HAM saja menolak. Karena mereka ketakutan kalau ngomong HAM itu sepertinya merusak citra dia. Kalau Anda tanya lembaga mana saja yang kooperatif dan tidak kooperatif, maka Bupati Banyuwangi itu lembaga negara yang paling tidak kooperatif dengan penyelidikanya Komnas HAM,” kata Muhammad Nurkhoiron usai mendatangi petinggi Mapolres Banyuwangi, Kamis (27/7).

Ia menambahkan, pengungkapan kasus pembantaian dukun santet di Banyuwangi juga demi kebaikan masyarakat Banyuwangi. Karena hingga saat ini stempel negatif atau label dukun santet masih membekas pada keluarga  masyarakat yang dituduh dukun santet pada waktu itu, terang Nurkhoiron.

Hal itupun seketika direspon langsung oleh beberapa akun di Facebook yang berkomentar, kenapa orang orang yang jujur dan punya reputasi yang baik selalu teritimidasi oleh masalah yang ndak penting, itu santet kan sudah lama berlalu dan masyarakat Banyuwangi sendiri sudah ridho apa yang sudah terjadi, jangan menyalakan api kalau tidak mau terbakar pak HAM, tulis akun Adipati Suliwa.

Dari akun Agos Ndeso juga berkomentar, kenapa tidak dari dulu KOMNAS HAM bahas soal santet ?, Kemana saja kamu KOMNAS HAM ????, masyarakat sudah hidup rukun jangan buat suasana keruh.

Beberapa komentar netizen itu menilai Komnas HAM telat dalam mengungkap karena apabila kembali diangkat dikhawatirkan akan menimbulkan gejolak yang panas dari masyarakat Banyuwangi. Seperti yang dituliskan oleh akun Andini Shanum yang berkomentar “Sudahlah, itu masalah dulu sekali, biarkan gusti Allah aja yang ngasih keadilan, uwes adem ayem masyarakate atau diartikan dalam bahasa Indonesia sudah tenang masyarakatnya.

Dari kasus tersebut, Komnas HAM menargetkan penyelidikan kasus pembantaian dukun santet bisa diselesaikan September 2017 mendatang, dan hasilnya akan diumumkan ke publik. (ft/roh)