Pakar Kesehatan Beberkan Langkah Pencegahan Jelang Pembelajaran Tatap Muka

oleh -57 Dilihat
oleh
Acara webinar bertajuk 'Menuju Sekolah Tatap Muka di Masa Pandemi' (foto: RSLI)

SURABAYA, PETISI.CO – Pemerintah berencana untuk memulai sekolah tatap muka pada tahun ajaran baru 2021/2022 di bulan Juli. Namun, sekolah tatap muka tersebut masih membuat sebagian besar para orang tua khawatir, mengingat pandemi masih belum berlalu.

Menanggapi hal tersebut, Dr. Christrijogo Sumartono W, dr., SpAn-KAR, menyatakan di tengah kondisi pandemi saat ini, masyarakat memang harus mencoba bangkit dan hijrah.

“Ketakutan yang terjadi di masyarakat merupakan hal yang wajar. Tapi kan semua diminta bijak untuk menyikapi. Di mana pembelajaran tatap muka harus dilakukan dengan konsep new normal dan menerapkan protokol kesehatan ketat,” ungkap Sumartono dalam webinar bertajuk ‘Menuju Sekolah Tatap Muka di Masa Pandemi’,” Senin (7/6/2021).

Sumartono mencontohkan, pembelajaran tatap muka dapat dilakukan seperti jumlah siswa yang masuk maksimal 25 persen dari rombel, anak diantar jemput langsung oleh orang tua supaya tidak bermain setelah sekolah, waktu pembelajaran maksimal 4 jam, serta adanya evaluasi berkelanjutan untuk mengetahui apakah tidak berdampak lebih buruk pada peserta didik dan para gurunya.

“Kita harus menyiapkan mental kita. Yang perlu kita lakukan adalah prinsip kewaspadaan, menjalankan hirarki kontrol dan perilaku benar. Kunci utamanya disingkat MCD, yakni Masker, Cuci tangan, Distansi,” ujarnya.

Dirinya juga menyebut, terkait strategi menurunkan resiko terpapar COVID-19 adalah menjaga imunitas tubuh kita. Pasalnya, risiko akan makin besar kalau mobilitas kita tinggi serta interaksinya berlangsung terus menerus.

“Berarti Kalau aktif di sekolah, risikonya tinggi. Kalau badan tidak enak, segera istirahat. Imunitas rendah, dipacu kecerobohan, maka risiko positif besar. Bila sehat, imunitas kuat, dilengkapi APD maka sangat mengurangi risiko terpapar,” kata Sumartono.

Untuk itu menghadapi sekolah tatap muka, ia menjelaskan bila semua pihak harus menyiapkan diri sendiri, supaya tidak terpapar. Pertama menyiapkan anak untuk membawa minimal dua baju.

“Misal anak pulang sekolah, bisa mandi dulu di sekolah, baru pulang. Atau di depan rumah, anak diminta mandi dulu, ganti baju baru masuk rumah. Karena di tengah proses belajar kan pasti anak berkeringat, badannya basah, maka harus mandi. karena basah menjadi tempatnya virus,” papar Dokter Spesialis Anestesi-Kardiologi ini.

Kedua yakni kebiasaan cuci tangan harus terus dijalankan, supaya tidak lupa dan tidak menularkan virus pada yang lain. Terakhir, Sumartono juga mengajak semuanya untuk menyongsong permasalahan pandemi Covid-19 dengan merubah dan beradaptasi dalam kebiasaan baru.

“Budayakan diri untuk selalu meningkatkan imunitas dan kesehatan masing-masing dan tetap mentaati protokol kesehatan. Latih dan didik para siswa kita dengan Adaptasi New Normal serta jangan lupa kita berdoa memohon dan beribadah kepada Allah SWT. Bismillah ayok kita move on,” tutup Sumartono. (dwd)

No More Posts Available.

No more pages to load.