SURABAYA, PETISI.CO – Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto bersama jajarannya melakukan pemantauan terkait pola tracing yang dilakukan oleh petugas tracer, di kawasan permukiman penduduk selama pemberlakuan PPKM mikro di Kota Surabaya.
“Termasuk membantu isolasi apa bila dinyatakan positif Covid-19. Namun di kampung tangguh ini yang berbasis RT/RW kondisinya sudah menjadi wilayah hijau,” kata Hadi Tjahjanto seusai memantau pelaksanaan kampung tangguh di wilayah Kedung Baruk, Surabaya, Kamis (11/2/2021) Siang.
Ia menyatakan, Babinsa dan Bhabinkamtibmas yang berfungsi sebagai petugas tracer dari wilayah paling bawah harus tetap melakukan tugasnya sebagai pengawas penerapan prokes.
Bahkan kata Hadi Tjahjanto, di Kelurahan Kedung Baruk ini para petugas tak segan untuk menegur warga yang masih membandel.
“Setelah saya lihat, setiap tamu yg masuk akan ditegur apa bila tdk menggunakan masker, tapi (saat ini) semuanya mengguanakan masker, tidak ada yang ditegur dan tinggal diawasi,” jelasnya.
Sementara itu, ia mengungkapkan bahwa di Provinsi Jawa Timur terdapat 210 RT yang masuk dalam zona merah.
Ia pun meminta kepada jajaran terkait untuk memperkuat koordinasi pelacakan, guna mempercepat pemutusan mata rantai pandemi.
“Saya perintahkan kepda Pangdam termasuk koordinasi dengan Kapolda untuk terus membobardir 210 RT tersebut dengan melakuka pelacakan, melakukan isolasi dan terus diperketat melaksakakan pembatasan sosial,” ujarnya.
Di sisi lain, penerapan PPKM mikro melalui kampung tangguh ini bisa berdampak signifikan pada pemulihan ke 210 RT yang masuk dalam radar merah.
“Tentunya dari pemerintah daerah akan mengeluarkan peraturan terkait hal terseut. Saya yakin 210 RT dengan sistem kampung tangguh berbasis RT/RW bisa masuk menjadi wilayah hijau,” pungkasnya. (nan)