Periksa Fasilitas Pencegahan Banjir, Eri Cek Pembuatan Saluran Air di Beberapa Titik

oleh -218 Dilihat
oleh
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi saat meninjau saluran air di beberapa titik

SURABAYA, PETISI.CO – Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi melakukan pengecekan pembuatan saluran air baru di beberapa titik, yakni di Jalan Embong Kenongo, Simpang Pojok, Simpang Dukuh, Kenari, dan Praban. Pengecekan ini dilakukan dalam mengatasi banjir di tengah kota.

Eri mengatakan, tidak melulj pengerjaan box culvert atau pedestrian saja, pihaknya juga akan menghubungkan aliran satu dengan yang lain. Seperti di kawasan Jalan Kayon terdapat riul Belanda, tetapi tidak pernah ada saluran terbeban.

Kemudian aliran air dari daerah Praban akan lari ke Jalan Panglima Sudirman. Lalu air masuk ke rumah pompa di belakang Gedung Negara Grahadi.

“Jadi tidak bisa bebannya disini (Praban). Dulu waktu sebelum di pedistrian, itu airnya rata. Ketika dibuat pedestrian besar akhirnya tampungannya besar, ga dimasukkan kesini,” ungkap Eri kepada wartawan di Jalan Praban, Senin (18/7/2022).

Ia juga menemukan bahwasanya dari saluran yang besar tiba-tiba mengecil jadi 60 (cm), dari sebelumnya 2 meter. Ia menilai hal tersebutlah yang menyebabkan banjir di kawasan tersebut.

Untuk mengantisipasi di wilayah Palima Sudirman, pihaknya akan membuat riul 2 meter dari Jalan Kayon sampai Jalan Panglima Sudirman. Beban air akan dimasukkan langsung kearah Pompa Kenari, sehingga di wilayah Joko Dolop tidak terlalu terbebani air.

“Di Joko Dolop ada dua, bisa masuk Kenari, bisa masuk ke pompa Grahadi. Di dalam riulnya di pompa Kenari tadi itu ternyata ada pedestrian besar, tapi setelah saya masuk di dalemnya itu jadi kecil.  Makanya saya suruh bongkar, karena riulnya besar. Berarti yang sudah terbangun itu belum konek semua, tapi kalau kita lihat dari atas, konek semua,” kata Eri.

Oleh karena itu ia memperbaiki, seperti riul di Jalan Kenari. Seharusnya riulnya berhubungan dengan di Jalan Praban. Dimana posisi saluran di Jalan Praban sampai Siola aliran air menuju ke rumah pompa Kenari.

“Kenapa Jalan Kranggan banjir, karena dia tidak ada crossing ke arah riul Belanda ini. Dibawahnya yang kita injak (pedestrian) ini, ada riul sebenarnya, tapi ketutupan box culvert,” paparnya.

Menurutnya, box culvert ini harusnya lebih ditinggikan, tetapi di bawahnya perlu dibongkar sampai tembus riul. Sehingga ketinggiannya ditambah 2 meter serta ditambah sendiri oleh tingginya riul 3 meter.

Oleh karena itu, lanjutnya, seharusnya tidak boleh banjir. Ia juga meminta Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) membongkar dan saluran air dan dibersihkan sampai rumah pompa Kenari. Karena riulnya tertutup oleh box culvert, maka harus dibongkar terlebih dahulu.

“Saya minta, kepada DSDABM, kalau wayahe garap box culvert lagi itu kalau ada riulnya bisa dimanfaatkan jadi satu kesatuan. Jangan ditutup riulnya, karena semakin tinggi semakin bagus. Ini dikeruk riulnya, dibikin plong, kemudian nanti sambil ditambah box culvert. Menambahkan ketinggian,” pungkas Eri. (dvd)

No More Posts Available.

No more pages to load.