Peringatan Earth Day, Seruan #Stopmakanplastik Berkumandang di Kota Surabaya

oleh -80 Dilihat
oleh
Aksi teatrikal memakan sampah yang dilakukan oleh para penggiat lingkungan, saat peringatan Hari Bumi atau Earth Day #Stopmakanplastik di Kota Surabaya.

SURABAYA, PETISI.CO – Seruan #Stopmakanplastik berkumandang di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya. Aksi digelar bertepatan dengan peringatan Hari Bumi Dunia atau Earth Day yang jatuh setiap tanggal 22 April.

Massa yang berasal dari sejumlah komunitas penggiat lingkungan, seperti ECOTON, River Warrior, Komunitas Tolak Plastik (KTP) dan Community Aquaculture and Environmental (CAER) menyertakan beberapa tuntutan kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur. Selain itu mereka juga menggelar aksi teatrikal memakan plastik.

Ada pun tuntutan yang dibawa, meliputi Pemprov Jawa Timur agar segera menerbitkan regulasi terkait larangan plastik sekali pakai dan menyediakan sarana TPS 3R di setiap desa/kelurahan.

Termasuk meningkatkan layanan pengolahan sampah bagi seluruh masyarakat, serta mendesak produsen untuk bertanggung jawab mengelola sampah residu jenis sachet.

Berdasarkan data milik ECOTON dan PPKS (Perempuan Pejuang Kali Surabaya) yang dihimpun dari press release Aksi Hari Bumi bertajuk “Puasa Plastik”, sebanyak 301 temuan timbulan sampah di sepanjang 42 kilo meter bantaran kali didominasi oleh sampah berjenis plastik.

Penelitian ECOTON, Andreas Agus Kristanto mengatakan, saluran domestik dan saluran air hujan seharusnya terpisah. Selain itu juga upaya pembatasan penggunaan sampah plastik sekali pakai juga harus segera digalakkan.

“Kita di (wilayah) Surabaya Jawa Timur itu harus sudah mempunyai saluran domestik terpisah antara saluran buangan domestik dengan saluran hujan sendiri sehingga tidak tercampur. Itu yang kita tawarkan ke pemerintah,” kata Andreas, Kamis (22/4/2021).

Mikroplastik dapat menjadi sebuah polemik serius perihal kerusakan di sektor lingkungan hidup. Percepatan penangan limbah ini harus segera dilaksanakan, agar tidak terjadi efek jangka panjang yang berkelanjutan.

“Nanti 10-20 tahun lagi itu baru terasa. Saya tidak mau mewariskan sesuatu yang rusak ke anak cucu saya,” tegasnya.

Sementara itu, Thara Bening Sandrina selaku kapten River Warrior mengatakan, aksi ini didasari atas banyaknya temuan kontaminasi mikroplastik di sejumlah wilayah perairan.

“Jadi ini aksi, kita lihat banyak temuan seperti di Sungai Brantas atau air yang kita minum diperairan Madura itu sudah terkontaminasi oleh mikropalstik,” kata Thara.

“Dan secara langsung kita sudah mengkonsumsi plastik yang sengaja kita buang ke lingkungan,” lanjutnya.

Mikroplastik sendiri merupakan serpihan plastik mikroskopis yang memiliki ukuran kurang lebih 5 milimeter.

Ia menyebut ketika senyawa itu berada di lingkungan, maka bisa mengikat senyawa lain, seperti pestida atau logam berat yang ada di suatu wilayah sungai.

“Jika masuk kedalam tubuh kita maka tubuh kita bisa berakumulasi dari senyawa tadi. Salah satu penyakitnya, yang saya ketahui adalah penyakit reproduksi,” jelasnya.

Aksi serupa telah terlebih dahulu dilangsungkan di beberapa daerah selain Kota Surabaya. Beberapa jenis sampah berbahan plastik juga turut ditemukan.

“49 persen botol, 14 persen sampah tas kresek di Sidoarjo, Gresik, Mojokerto,” jelasnya. (nan)

No More Posts Available.

No more pages to load.