BONDOWOSO, PETISI.CO – Medco Power Indonesia, telah melakukan pengeboran sumur eksplorasi dalam proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) di Blawan, Kecamatan Ijen, Kabupaten Bondowoso. Pembangkit geothermal tersebut, ditargetkan memiliki kapasitas hingga 110 Megawatt (MW).
Salah satu pekerja proyek PLTP tersebut mengatakan, pengeboran sumur eksplorasi ini mulai dipacu pada Maret dan ditargetkan selesai pada Kuartal III tahun ini.
Dengan begitu, dia berharap target operasi komersial atau commercial operation date (COD) PLTP Blawan Ijen akan bisa tercapai pada tahun 2024.
“Kita lagi proses eksplorasi dan sedang melakukan pengeboran sumur untuk memastikan potensinya. Spud in mulai Maret, dan target selesai kuartal III 2020,” jelasnya, Selasa (12/5/2020).
Ditanya soal belanja modal alias capital expenditure (capex) yang dikucurkan Medco di bisnis setrum itu, dia enggan membeberkan.
“Kalau soal itu, yang bisa menjawab, adalah Corporate Secretary and Head of Legal Medco Energi. Yang jelas proyek ini akan menjadi kebanggaan bagi masyarakat Bondowoso,” imbuhnya.
Di tempat berbeda, Andi Abdillah salah satu anggota LSM eL-SAS (Lembaga Studi Agama dan Analisa Sosial) mengatakan, bahwa proyek PLTP di Blawan, Ijen itu, nantinya akan menjadi kebanggaan. Yang tidak habis pikir kenapa banyak elemen masyarakat saat ini menyoal dan mempermasalahkannya. Padahal, proses beroperasinya PT. Medco itu sudah lama di Bondowoso. Kenapa baru sekarang semua bersuara?.
“Kenapa tidak sejak awal masuknya PT. Medco dilakukan kajian secara komprehensif agar semua kemungkinan dapat diproteks. Baik dari sisi kajian dampak ataupun keuntungan yang akan didapat nantinya yang akhirnya bisa memberikan kontribusi riil terhadap masyarakat Bondowoso,” cetusnya.
Yang pada gilirannya, kata Andi, hasil dari kajian tersebut, memunculkan rekomendasi untuk dijadikan acuan pemerintah daerah dalam mengambil langkah-langkah kebijakan berikutnya terhadap PT. Medco.
“Lebih-lebih dalam menghitung untung ruginya atas keberadaan ataupun keberlangsungan ekplorasi yang dilakukan,” katanya.
Seraya menambahkan, di sinilah Dewan Riset Daerah (DRD) Bondowoso, dituntut berperan aktif dengan melakukan kajian dengan seluruh stakeholder.
“Tujuannya guna menguraikan permasalahan yang timbul, baik itu mengkaji dari sisi perencanaan, pelaksanaan hingga prose ekplorasi,” tandasnya. (tif)
