BLITAR, PETISI.CO – Ratusan Aliansi Masyarakat Peduli Blitar melakukan aksi damai di Mapolres Blitar, Selasa (10/11/2020). Aksi ini melakukan aksi mosi tidak percaya dengan kepemimpinan Kapolres Blitar, AKBP Ahmad Fanani Eko Prasetyo SIK dan mereka menuntut mundur dari jabatan Kapolres Blitar.
Aksi tersebut selain melakukan orasi juga ada ritual kenduri yang hajatan mencopot Kapolres Blitar dari jabatannya.
Kordinator aksi, Totok (48) yang biasa disebut Mbah Langgeng kepada petisi.co usai aksi mengatakan, kesalahan fatal dan tidak bisa ditolerir di era kepemimpinan Kapolres Blitar AKBP Ahmad Fanani Eko Prasetyo Sik. Di antaranya, di Blitar arena perjudian besar-besar merajalela dan dilakukan terbuka tanpa ada tindakan sama sekali. Penambangan pasir ilegal merajalela seakan dibiarkan tanpa ada tindakan sama sekali, apalagi penambang pasir yang menggunakan alat berat.
“Hingga di internal Polres Blitar sampai ada peristiwa pada tanggal 1 Oktober 2020 terdapat salah satu anggota Polres Blitar berpangkat AKP dengan jabatan Kasat Sabhara berencana mengundurkan diri dari dinas kepolisian dengan alasan sudah tidak tahan lagi atas sikap arogansi Kapolres Blitar,” kata Totok.
Lebih lanjut Totok alias Mbah Langgeng menjelaskan, tidak hanya itu, baru-baru ini ada penangkapan terhadap oknum-oknum anggota Polres Blitar terkait penerbitan SIM oleh Propam Mabes Polri merupakan indikasi penyalahgunaan wewenang dan prosedur dalam pelayanan penerbitan SIM.
“Semua ini publik harus tahu, untuk itu kami orang Blitar tidak rela bila Blitar dilakukan sewenang-senang. Untuk itu kami menuntut mundur dari jabatannya atau dicopot oleh yang berwewenang. Apabila tuntutan kami ini tidak ditanggapi maka kami akan mengerahkan massa yang lebih besar lagi,” jelas Mbah Langgeng.
Totok menambahkan, aksi ini ditutup denga acara ritual Jawa yaitu kenduri dengan hajat dan tujuan biar Kapolres Blitar secepatnya hengkang dari Bumi Bungkarno ini. “Selain melakukan aksi damai ini kami menggalang ribuan tandatangan masyarakat Blitar untuk kami kirimkan ke Mabes Polri,” pungkasnya. (min)
