Trisandi Terpilih Ketua Asosiasi PSSI Kabupaten Jember

oleh -138 Dilihat
oleh
Trisandi, Ketua Asosiasi PSSI Kabupaten Jember.

JEMBER, PETISI.CO – Trisandi terpilih Ketua Asosiasi PSSI Kabupaten Jember periode 2021-2025, melalui Kongres Askab PSII Jember yang digelar di taman rekreasi Niagara Water Park Ambulu, yang juga menetapkan Ferri Andriawan sebagai Wakil Ketua, Minggu siang (23/05/2021).

Terjunnya Trisandi, sempat memicu polemik. Kalangan sepak bola Jember menghawatirkan, kedekatan Trisandi dengan Bupati Jember Ir H Hendy Siswanto, dinilai dapat menyebabkan tidak profesional dalam mengelola Manajemen ASKAB PSSI Jember.

Mantan Asisten Manajer Persid era tahun 2018 Satriyo Budi Darmawan, yang akrab dipanggil Yoyok menyampaikan kegelisahan para pelaku sepak bola Jember, atas munculnya tokoh Trisandi.

“Isu itu mencuat menjelang perebutan ketua ASKAB PSSI Jember, saya juga sempat menghawatirkan,” katanya.

Namun, kata Yoyok, panggilan akrab mantan Sekretaris Gabungan Supporter Jember (Gangster) itu, fakta kongres berbicara lain, ternyata dari 79 pemilik suara, datang 70 orang, memilih Trisandi 65 orang, memilih Mohammad Ikhsan 3 orang, dan 2 orang suara tidak sah.

“Artinya orang sepak bola sendiri telah menaruh harapan kepada Trisandi, untuk menggerakkan dunia sepak bola Jember, yang memang pada era sebelumnya sempat mati suri,” ucapnya.

Menurut Yoyok, persoalan mendasar atas mandegnya pertumbuhan dunia sepak bola Jember, bertumpu pada masalah anggaran. Sehingga, dengan terpilihnya Trisandi berharap kebutuhan anggaran dapat tercukupi.

“Tampaknya yang menjadi kekhawiran para pelaku sepak bola kan masalah macetnya anggaran, maka karena Trisandi bagian dari lingkaran kekuasaan, pelaku sepak bola berharap kebutuhan anggaran ke depan tidak lagi mengalami kesulitan,” jelasnya.

Mengenai status Trisandi sebagai orang dekat Bupati Jember, Yoyok tidak terlalu menyoal, berdasarkan pengalamannya, saat turut andil dalam mengelola Persid, persoalan mendasarnya adalah profesionalisme dalam mengelola manajemen, sehingga seorang ketua sebisanya mampu menggerakkan semua potensi.

“Jadi, masalahnya sebenarnya kan bukan soal orang dekat bupati atau bukan, masalah ya kembali lagi pada profesionalisme,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Yoyok menegaskan, tantangan kedepan Trisandi harus mampu menjawab kehawatiran public sepak bola, dengan menciptkan prestasi yang membanggakan.

“Ya sekarang, kan sudah terpilih, tergantung Trisandi bagaimana menjawab kehatiran itu dengan prestasi,” tandasnya.

Usai terpilih, dikonfirmasi wartawan secara terpisah, Senin (24 Mei 2021), Trisandi menegaskan dunia sepak bola merupakan olah raga yang disukainya sejak kecil.

“Alhamdulillah, kita runtut dari saat mendaftarkan kemarin (sebagai calon Ketua Askab PSSI Jember), sejak semula merupakan niatan saya, karena dunia sepak bola merupakan kesenangan saya dari kecil. Kalau seandainya saya tidak berbakat bermain bola, maka saya harus ikut mengurus bola,” ucapnya.

Trisandi menyadari bahwa PSSI Jember selama ini, belum terurus secara baik, bahkan tidak ada pemain tim nasional yang dipersiapkan dengan baik. Kalau mereka berbakat, biasanya mencari sendiri upaya mengembangkan dirinya.

“Artinya selama ini, pemain berbakat berjalan sendiri-sendiri, tidak terkelola dengan baik,” ujarnya.

Karenanya, menurut Trisandi kedepan perlu ada upaya penjaringan pemain berbakat, melalui kompetisi berdasarkan kelompok umur.

“Kompetisi berdasarkan kelompok umur itu, berpotensi untuk melihat pemain berbakat yang akan kita kembangkan selanjutnya,” ujarnya.

Untuk menuju tercapainya upaya pembinaan dan penjaringan pemain berbakat, Trisandi juga merasa perlu mengembangkan Sekolah Sepak Bola (SSB). Sementara, SSB yang sudah terafiiasi dengan club dan PSSI Jember hanya ada dua SSB.

“Untuk itu, kita akan siapkan siapkan semua kebutuhannya. Oh misalnya mereka butuh pelatih yang bersetifikasi, ya kita akan siapkan,” ujarnya.

Begitupun dengan ketersediaan sarana dan prasarana, Trisandi menegaskan perlu untuk mengembangkannya. Misalkan, terkait dengan lapangan sepak bola yang memenuhi standart FIFA, Trisandi berharap bukan hanya JSG dan Stadion Notohadinegoro saja, perlu juga menginventarisir lapangan lainnya.

Mengenai program ke depan, Trisandi merasa perlu membicarakannya dengan pengurus lainnya. Apalagi, dalam waktu dekat ada agenda Piala Bupati, Liga Pelajar, dan agenda rutin PSSI Jember.

“Untuk itu, ya kami akan bicarakan dulu dengan semua pengurus. Ini kan juga struktur kepengurusan belum terbentuk, yang ada hanya Ketua dan wakil ketua, bidang – bidang ke bawah belum terbentuk,” katanya.

Menjamurnya Club Yunior di Kabupaten Jember, juga menjadi target pembinaan yang dilakukannya ke depan. Menurut Anggota DPRD Jember dari Partai Demokrat itu, dunia sepak bola bukan hanya urusan skill, tetapi juga soal penguasaan diri, emosi dan adanya pengarahan.

“Saya juga kan pernah di club yunior. Jadi pemain yunior sebenarnya luar biasa kemampuannya, tinggal latihan dan pengarahannya,” katanya.

Jika usia sudah lulus SMA, menurut Trisandi biasanya hilang minatnya bermain bola. Karenanya, semangat itu jangan sampai hilang.

“Dulu di era 90 an atau 2000 an, cita–cita anak muda biasanya hanya tiga, tentara, dokter dan pemain bola. Nah semangat itu harus kita kembalikan, maka dari itu kita akan tumbuhkan lagi semangat itu,” katannya.

Mengenai ketertarikan anak muda pada olah raga footsal, Trisandi tidak menghawatirkannya, karena memiliki daya tarik dan karakter sendiri.

“Ini keberuntungannya kalau di Jember, setiap desa bisa dipastikan ada lapangan sepak bola,” pungkasnya. (mmt)

No More Posts Available.

No more pages to load.