Tujuh Desa di Kabupaten Bondowoso Akan Kecipratan Program ABSAH 

oleh -132 Dilihat
oleh
Sosialisasi program ABSAH di Desa Pancoran, Kecamatan Bondowoso

BONDOWOSO, PETISI.CO – Tujuh Desa di Kabupaten Bondowoso akan kecipratan program pembangunan Akuifer Buatan Simpanan Air Hujan (ABSAH) tahun anggaran 2022. Tujuh desa tersebut, di antaranya Pancoran, Sukowiryo, Pejaten, Klabang, Pasarejo, Brambang Darusallam, dan  Sumber Anyar.

Program ABSAH ini disalurkan kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas Jawa Timur, merupakan aspirasi yang ditampung oleh salah anggota DPR RI dari fraksi partai Nasdem.

Hal ini diketahui dalam acara sosialisasi yang selenggarakan oleh BBWS Brantas Jatim, bertempat di Desa Pancoran, Kecamatan Bondowoso, dengan menghadirkan, PPK, Peltek, Pengawas, Aspirator/pengusul, dan  Kepala Desa.

Sementara itu, Benediktus Distivianto Yoci, selaku Aspirator sekaligus sebagai Wakabid Bapilu DPD partai Nasdem Kabupaten Bondowoso, menyampaikan, program ABSAH ini  merupakan program pertama kali di Kabupaten Bondowoso.

“Ini pertama kalinya. Program ABSAH ini merupakan program rintisan untuk Kabupaten Bondowoso yang diletakkan di tujuh desa,” ujarnya, Sabtu (3/12/2022).

Program ini bisa menjadi program yang dapat dikembangkan di desa lainnya di kabupaten Bondowoso mengingat cukup banyak wilayah yang masih ada kesulitan air bersih.

“Program ini dapat membantu desa-desa dari keterbatasan anggaran dalam pembangunan,” kata om Beni, sapaan akrabnya.

Seraya menambahkan, semua yang dilakukan tidak akan berarti tanpa dukungan dari masyarakat khususnya Kepala Desa yang ingin bagaimana hadirnya pembangunan di masing-masing desanya untuk dirasakan oleh masyarakat.

“Karena keikutsertaan dan partisipasinya dari semua unsur masyarakat yang peduli terhadap kemajuan desa menjadikan faktor terpenting dalam melaksanakan program pembangunan yang lebih pesat lagi,” tandasnya.

Sekadar diketahui, inovasi ABSAH merupakan infrastruktur penyediaan air baku mandiri dalam tampungan yang disaring dengan media akuifer buatan yang terdiri dari kerikil, pasir, bata merah, batu gamping, ijuk dan arang.

Selain itu, dukungan inovasi dan teknologi diperlukan dalam pembangunan infrastruktur untuk menjadi lebih baik, cepat, dan lebih murah. Pemanfaatan teknologi yang tepat guna, efektif, dan ramah lingkungan juga didorong guna menciptakan nilai tambah dan pembangunan berkelanjutan sehingga manfaat infrastruktur dapat dirasakan generasi mendatang. (tif)

No More Posts Available.

No more pages to load.