Wabah PMK Diduga Jadi Penyebab Naiknya Harga Daging Ayam dan Telur di Surabaya

oleh -180 Dilihat
oleh
Bahan pokok yang mengalami kenaikan di salah satu pasar di Surabaya

SURABAYA, PETISI.CO – Pemerintah Kota Surabaya menyebut jika naiknya sejumlah bahan pokok (bapok) disebabkan oleh penyebaran wabah Penyakit Mulut dan Kaki (PMK). Hal tersebut dijabarkan oleh Kepala Bidang (Kabid) Distribusi Perdagangan, Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopdag) Surabaya, Devie Afrianto.

Ia mengatakan, beberapa diantara bahan pangan yang mengalami kenaikan tersebut adalah telur dan ayam. Hal ini, lantaran masyarakat tengah membutuhkan dua  makanan itu.

“Harga bahan pokok naik. Kemudian telur naik itu karena kebutuhan tinggi jadi memang telur protein bisa jadi substitusi daging ayam dan sapi,” ungkap Devie saat dikonfirmasi, Sabtu (4/6/2022).

Menurutnya, kenaikan harga dua bahan pokok tersebut, diduga karena menyebarnya wabah PMK. Hal tersebut menyebabkan kekhawatiran di masyarakat untuk mengkonsumsi daging sapi. Masyarakat pun beralih ke telur dan daging ayam.

“Ini imbas dari PMK. Jadi pola pembelian berbeda. Banyak beralih ke telur,” ujarnya.

Devie mengungkapkan, selain telur dan ayam, bahan pokok lain yang mengalami kenaikan adalah sayuran dan cabai. Padahal, lanjutnya, bahan-bahan mentah tersebut masih banyak di pasaran. Karena itu, pihaknya akan bekerjasama dengan Dinas Pertanian yang memiliki akses ke petani. Hal ini dilakukan untuk mecari jalan keluar atas naiknya bahan pokok.

“Yang ditegaskan itu harga bergerak naik, tapi pasokan lancar. Jadi dua minggu terakhir terpantau di pasar apakah pasokan mudah atau konsumen tetap beli normal, dan semua beli normal,” kata Devie.

Tidak hanya itu, Pemkot Surabaya akan segera mengadakan operasi pasar untuk menjual bahan pokok murah. Namun, hal itu hanya diperuntukan bagi pedagang.

“Karena kalau langsung ke warga, pembelian tidak banyak. Kami lakukan operasi pasar Minggu depan,” paparnya.

Sebelumnya, Harga cabai rawit dan besar di sejumlah pasar tradisional Surabaya mulai melambung, Jumat, 3 Mei 2022. Kenaikan tersebut membuat para pedagang maupun pembeli mengeluh.

Salah satu pedagang di Pasar Keputran Surabaya, Umi mengatakan, menjual cabai rawit dengan kualitas sedang dengan harga Rp 75.000, sedangkan untuk yang lebih bagus dijual Rp 80.000.

“Lombok (cabai rawit) yang standar Rp 75.000, kalau ditawar ya sekitar Rp 73.000 mentok. Kalau yang bagus Rp 80.000, gak bisa kurang ini,” kata Umi, ketika ditemui di lapaknya.

Harga cabai rawit tersebut, kata Umi, mulai naik sejak hari ini. Sebab, pada Minggu, 29 Mei 2022 lalu, harga bahan masakan itu masih menyentuh harga Rp 55.000 hingga Rp 60.000.

“Gak tahu kenapa mahal, Minggu kemarin masih Rp 60.000-an. Besok-besok gak tahu bakal turun atau malah tambah mahal,” pungkas Umi. (dvd)

No More Posts Available.

No more pages to load.