Whisnu Sakti Khawatir Ekonomi Warga Surabaya Terpengaruh Kebijakan Pembatasan Kegiatan

oleh -81 Dilihat
oleh
Whisnu
Plt Wali Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana.

SURABAYA, PETISI.CO – Pemerintah Pusat bakal menerapkan pembatasan kegiatan pada tanggal 11-25 Januari 2021, guna menekan penyebaran pandemi Covid-19. Salah satu daerah yang terdampak adalah Kota Surabaya.

Menanggapi hal tersebut, Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana mengkhawatirkan jika kebijakan itu bisa mengganggu upaya peningkatan sektor ekonomi Kota Pahlawan.

“Kenapa kita digencet lagi seperti ini? Kita sudah berpikir ekonomi yang kita bangkitkan,” kata Whisnu melakukan pemantauan di Asrama Haji Sukolilo, Rabu (6/1/2021) sore.

Terlebih, ia memikirkan kemungkinan jika nantinya pembatasan kegiatan ini bakal diperpanjang selaknya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada pertengahan tahun 2020 lalu.

“Iya kalau hanya berjalan 2 minggu. Kalau seperti waktu itu PSBB diperpanjang diperpanjang, ini kita mengantisipasi itu,” jelasnya.

Namun, ia masih belum bisa berbicara lebih jauh lagi perihal kebijakan tersebut. Tetapi ia menyebut jika hal itu dilaksanakan maka perekonomian bisa terganggu.

“Semua kapasitas rumah makan yang semula sudah berjalan 50%, ekonomi sudah mulai bergulir ini, dengan kapasitas 25% kegiatan sosial, kegiatan kebudayaan dihentikan total. Pernikahan kita belum tahu, kalau pernikahan dilarang berarti usaha usaha catering yang sudah mulai pulih akan berhenti lagi. Persewaan pernikahan yang sudah mulai bisa bergulir bernafas harus berhenti, ini harus kita pikirkan,” tambahnya.

Sedangkan untuk penangan Covid-19 di Surabaya, ia memastikan sejauh ini Pemkot sendiri telah melakukan penangan dengan maksimal. Bahkan tingkat kesembuhan jauh lebih tinggi ketimbang angka kasus positif.

“Orang kita bicara penanganan Covid-19 ini sudah bagus, angka statistik sudah turun, kasus aktif juga mulai turun,” terangnya.

Jika kebijakan ini digulirkan maka pihak Pemkot Surabaya harus bekerja ekstra dalam memutus penyebaran pandemi, sekaligus memikirkan cara untuk tetap menjaga keberlangsungan roda ekonomi warga.

“Covid-19 tetap kita tegakkan protokol kesehatan. Kalau begini kita harus berpikir dua kali lagi, untuk bicara ekonomi dan penanganan covidnya, bagaimana cara menahan di kampung supaya tetap jaga protokol kesehatan,” pungkasnya. (nan)

No More Posts Available.

No more pages to load.