Bahas R-APBD 2022, Reni Astuti Minta Pemkot Surabaya Lebih Serius Tangani Pengangguran

oleh -217 Dilihat
oleh
Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, Reni Astuti

SURABAYA, PETISI.CO – Sektor ekonomi di tengah pandemi COVID-19 menjadi perhatian menyusul berangsurnya kabar baik terkait status PPKM Level 1 di Kota Surabaya. Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya Reni Astuti mendorong Pemkot Surabaya Pemkot agar menggarap dengan serius soal keterbukaan lapangan kerja. Hal tersebut diutarakan politisi PKS usai rapat paripurna, Kamis (14/10/2021).

“R-APBD tahun 2022 dengan besaran 10,1 triliun harus dipastikan dapat menciptakan lapangan kerja serta meningkatkan daya beli masyarakat, saat saya turun ke kampung-kampung banyak keluhan pengangguran,” ungkap Reni.

Reni mengungkapkan, penting untuk mengetahui demografi angkatan kerja di Kota Surabaya serta variasi intervensi SDM.  Ia menyebut, dari data BPS menunjukkan tingkat pengangguran terbuka (TPT) meningkat di 9,79% per 2020, tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) juga menurun ke 68,05% dan rasio penduduk bekerja pun merosot di 61,39%.

Berdasarkan laporan BPS, persentase status pekerjaan utama di Kota Surabaya didominasi oleh buruh atau karyawan sebanyak 57.75%, disusul sektor usaha mandiri dengan 22.77%, lalu pekerja keluarga atau tidak dibayar sekitar 6.91%.

“Lapangan pekerjaan utama diisi oleh bidang jasa dengan 77,58%, kemudian sektor manufaktur dengan 21,75%, dan pertanian dengan 0,67%. Adapun porsi dari sektor formal dan informal secara berturut-turut adalah 60,81% dan 39,19%,” ujarnya.

Terdapat 2,35 juta penduduk usia kerja di Kota Surabaya pada tahun 2020. Sedangkan untuk jumlah penduduk usia kerja yang terdampak COVID-19 sendiri mencapai angka 535.327 orang atau 23,02 % dari total penduduk usia kerja.

Lebih rinci, penduduk usia kerja meliputi pengangguran karena COVID-19 (49.892 orang), bukan angkatan kerja terdampak COVID-19 (7.302 orang), sementara tidak bekerja lantaran COVID-19 (26.902 orang), dan pengurangan jam kerja akibat COVID-19 (451.231 orang)

“Perlu mitigasi setiap sektor penduduk usia kerja terdampak COVID-19, tidak hanya pengangguran, tapi juga yang mengalami pengurangan jam kerja, dan belum memulai pekerjaan atau sementara tidak bekerja, yang bila dijumlah sebanyak 23,02% dari penduduk usia kerja,” kata Reni.

Menurutnya, mereka yang sudah bekerja perlu dicermati status pekerjaan utamanya, mana sektor yang kemudian perlu mendapat perhatian.

“Klasifikasi jenis pengangguran, baik lama atau baru (akibat COVID-19) totalnya 154.896 (9,79%), sehingga bisa dicarikan solusinya berdasarkan potensi dan pasar tenaga kerja,” paparnya.

Kendati demikian, dirinya juga meminta agar Pemkot juga melibatkan pihak swasta demi mendukung terbukanya lapangan pekerjaan dan akses permodalan bagi mereka dengan usaha mandiri.

“Saya apresiasi skema penanganan pengangguran mulai dari pemberdayaan UMKM hingga pengembangan startup, perlu diperkuat dengan kebijakan strategis dan taktis lainnya yang solutif tangani pengangguran dengan libatkan stakeholder Surabaya,” pungkas Reni. (dwd)

No More Posts Available.

No more pages to load.