Dampak 1 Kapal yang Beroperasi ke Masalembu, Celaka Penumpang Memprihatinkan

oleh -106 Dilihat
oleh
Memprihatinkan. Kondisi penumpang warga Kepulauan Masalembu yang terjadi di KM. Sabuk Nusantara 115.

SUMENEP, PETISI.CO – Pemerintah dan pihak terkait harus benar-benar serius memperhatikan memberikan solusi minimnya transportasi laut yang kini menimpa Kepulauan/Kecamatan Masalembu, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, Sabtu (3/4/2021).

Pasalnya, saat ini kapal yang beroperasi yang sudah menjadi faktor utama kebutuhan warga yang meliputi empat desa di Kepulauan Masalembu Kabupaten Sumenep ini hanya ada satu kapal saja, yaitu KM. Sabuk Nusantara 115.

Maka peran pemerintah dan pihak terkait yang menangani transportasi laut, kebutuhan utama masyarakat di Kepulauan Masalembu Kabupaten Sumenep ini harus hadir menjawab persoalan itu. Karena dampak dari 1 kapal yang beroperasi ini sangat menjadi celaka dan memprihatinkan.

Seperti diantaranya yang terjadi pada Sabtu (3/4/2021) pagi di Pelabuhan Kalianget, saat Kapal Sabuk Nusantara 115 berlayar menuju Masalembu. Penumpang, warga yang meliputi empat desa di Kecamatan Masalembu harus berdesak-desakan dan harus berpanas-panasan tidur di emperan hingga belasan jam diatas kapal demi untuk pulang ke kampung halamannya.

“Warga Masalembu rela desak-desakan bahkan rela menahan panas selama 12 jam di perjalanan,” terang Hariyadi Isbar, masyarakat Kecamatan/Kepulauan Masalembu di pemberangkatan KM. Sabuk Nusantara 115, di Pelabuhan Kalianget.

Kondisi tersebut kata warga Kepulauan Masalembu Kabupaten Sumenep ini sangatlah memprihatinkan. “Sekitar kurang lebih 500 penumpang yang bisa ikut berlayar meskipun dengan kondisi yang kurang nyaman, lebih-lebih masalah keselamatan,” sebut Hariyadi Isbar.

Lanjut Hariyadi Isbar, sementara penumpang yang harus balik lagi ke Sumenep karena tidak mendapatkan tempat di kapal ada sekitar 150 penumpang.

“Kondisi seperti ini sangat mengharap kepada semua pihak yang berwajib supaya ada penambahan kapal khususnya untuk hari libur sekarang,” beber warga Masalembu ini, seraya mengungkapkan bahwa ini masih hanya dua pondok pesantren yang libur.

“Bagaimana nanti jika semua pesantren di madura dan di jawa libur, sementara kapal yang beroperasi tinggal KM. Sabuk Nusantara 115 saja,” sebut warga Masalembu ini.

Awak media petisi.co mencatat, dampak lain dari cuma 1 kapal yang beroperasi ke Kepulauan Masalembu, warga Masalembu sampai menggunakan alat transportasi laut tradisional kapal kayu untuk pulang ke kampung halamannya yang sangat berisiko mengancam keselamatannya.

Bahkan dari kondisi yang terjadi ini, warga Kepulauan Masalembu Kabupaten Sumenep sudah melakukan langkah mendatangi Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur kemudian ke kantor Kepala Cabang PT. PELNI Surabaya yang di percaya sebagai operator oleh Kementerian Perhubungan menyampaikan kondisi tersebut.

Bahkan juga, untuk mengantisipasi kekhawatiran masyarakat Masalembu yang terjadi ini, Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas lll Masalembu sudah berkirim surat ke Kantor Pusat Kementerian Perhubungan. (ily)

No More Posts Available.

No more pages to load.