DPUPRPKP Kota Malang Sebutkan Enam Cara Tangki Septik Agar Tidak Cepat Penuh

oleh -114 Dilihat
oleh
Dr. Arif Dermawan, ST., MT, Kepala UPT Pengolahan Air Limbah Domestik DPUPRPKP Kota Malang

MALANG, PETISI.CO – Masalah tinja memang perlu penanganan khusus dan tersendiri, sebab kalau terjadi dengan masalah yang satu ini akan menjadi pencemaran lingkungan bahkan bau yang kurang sedap.

Hal itu pula maka apabila Anda yang namanya mengalami air di mangkuk kloset menyusut perlahan, tercium aroma tak sedap di kamar mandi dan rumput yang tumbuh subur di area tangki septik? Jika iya, segera cek tangki septik Anda, karena bisa jadi kondisi tersebut menandakan tangki septik Anda penuh dan perlu dikuras.

Meski bisa teratasi dengan memanggil layanan profesional sedot WC, namun bagaimana jika tangki septik ini sering sekali penuh?, tentu akan merepotkan seisi rumah bukan.

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengolahan Air Limbah Domestik DPUPRPKP Kota Malang, Dr Arif Dermawan, ST., MT , mewakili Kepala Dinas PUPRPKP R Dandung Djulharjanto, mengatakan,  setidaknya ada enam hal yang harus diperhatikan supaya tangki septik tak cepat penuh.

“Jangan pernah membuang sampah apapun ke dalam kloset. Barang-barang yang tak mudah larut dalam air akan menghambat saluran buang. Buanglah sampah di tempatnya,” ujar Arif, Senin (17/4/2023).

Barang-barang yang terlarang dibuang ke toilet di antaranya adalah tisu, tisu basah, pasir kucing, popok bayi, kondom, pembalut serta sampah makanan.

Kedua, jangan membuang air sabun sisa aktivitas rumah tangga seperti mandi dan cuci ke dalam tangki septik karena bakteri pengurai kotoran tidak mati/musnah di dalam tangki septik, alhasil kotoran akan menumpuk banyak.

Ketiga adalah memastikan tanah yang digunakan untuk bak resapan tangki septik konvensional memiliki daya resap yang tinggi agar tak cepat penuh terhadap air.

“Jenis tanah yang digali untuk bak resapan sebaiknya jangan yang kedap air. Tanah liat misalnya, hindari dijadikan bak resapan karena air tak bisa meresap.” terang Arif yang juga pernah menjabat Kepala UPT TPA Supiturang.

Lebih lanjut beber Arif sapaan karibnya, dalam kesehariannya tangki septik ditujukan untuk menampung air bilasan, tinja dan urine tentunya. Pembuatan dan pemasangan tangki septik sedapat mungkin sudah melalui analisa kebutuhan dengan menghitung jumlah orang dalam rumah.

“Yang keempat. Kita harus bisa memprediksi jumlah keluarga di dalam rumah. Limbah domestik dapat diasumsikan lewat pola pendekatan atau analisa produksi limbah harian.” kata alumnus UM Malang ini menambahkan.

Hal ke kelima, menurut Arif adalah jangan membuang sisa minyak goreng atau bahan makanan berlemak ke dalam sink atau toilet. Minyak dan lemak dapat menghambat aliran air dan mempercepat pengisian tangki septik. Ini karena kandungan minyak goreng atau lemak tak bisa menyatu dengan air.

Keenam menurut Arif yang juga pernah menjabat Kasi PMK di Kelurahan Bandulan ini, menekankan agar mlakukan perawatan rutin pada tangki septik, pipa pembuangan, saluran udara hingga pengurasan rutin tangki septik secara terjadwal. Pengurasan atau penyedotan lumpur tinja dapat dilakukan beberapa tahun sekali sesuai kapasitas tangki septiknya dan tingkat penggunaan.

“UPT Pengolahan Air Limbah Domestik (PALD) DPUPRPKP Kota Malang sesuai tugas dan fungsinya menyediakan pula jasa penyedotan lumpur tinja secara terjadwal. Armada kami siap membantu warga Kota Malang, bagi yang membutuhkan silakan menghubungi UPT kami melalui call center 0895390640000,” tutur Arif.

Secara spesifik dikatakan Arif ada beberapa tingkatan dalam biaya penyedotan tinja tiga katagori, Bisnis, non Bisnis, Sosial, sesuai perda kota Malang nomer 01 tahun 2021, untuk lebih jelasnya bisa datang langsung.

Sebelumnya permukiman di kawasan Kota Malang banyak keluhan Warganya yang kesulitan dalam menanggulangi tangki septik yang seringkali penuh dan menimbulkan bau tak sedap, hingga akhirnya DPUPRPKP Kota Malang melakukan pelayanan secara gratis untuk melakukan pengurasan atau yang di kenal dengan sebutan Aksi Sedot Tinja yang sudah dilakukan beberapa tahun lalu. (clis)

No More Posts Available.

No more pages to load.