Gelar FGD, PU Bina Marga Provinsi Jatim dan PWI Jatim Bahas Penanganan Berita Hoax

oleh -257 Dilihat
oleh
Ketua PWI Jatim Lutfil hakim memberikan paparan

MALANG, PETISI.CO – Menjelang pesta demokrasi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, arus informasi dari berbagai platform media seperti media sosial sangat besar. Bahkan, masyarakat bisa menjadi citizen journalism ketika menemukan sebuah momentum yang bisa diinformasikan ke masyarakat secara luas.

Namun, di balik itu semua masih ada beberapa orang yang memanfaatkan situasi tersebut dengan memberikan informasi tidak benar (Hoax). Sehingga, masyarakat merasa bingung dengan kabar yang beredar.

Foto bersama setelah acara

Dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Timur di Ijen Suites Resort dan Convention,yang berlangsung selama dua hari (23-24 November 2023) mengangkat tema ‘Penanganan Berita Hoax’.

Ketua PWI Jatim Lutfil Hakim mengatakan, ada beberapa perbedaan antara jurnalistik dan non jurnalistik dalam menyaring informasi yang benar-benar disebarkan ke masyarakat.

“Sebenarnya, perbedaannya sangat nyata. Kalau jurnalistik itu masuk di pers seperti berita, laporan, dan gambar. Jika di non jurnalistik itu seperti media sosial dan konten kreator,” ujarnya, Kamis (23/11/2023).

Lutfil menyebut, bahwa menurut data dari Nielsen, 90 persen masyarakat masih percaya bahwa produk jurnalistik berasal dari pers.

Sebab, informasi yang dikelola pers sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik dan undang-undang pers. Berbeda halnya dengan produk informasi yang dibuat media sosial maupun konten kreator.

“Pers sendiri itu harus cek dan ricek apakah benar informasi itu atau tidak. Apalagi, wartawan sudah dibekali dengan pengetahuan dan mengikuti uji kompetensi wartawan. Kalau konten kreator hanya menyebarkan informasi tapi tidak harus mendalam seperti jurnalis,” tuturnya.

Lutfil menambahkan, kebutuhan informasi memang sejatinya akan haus oleh masyarakat. Untuk itu, warga harus lebih mencermati informasi yang dikelola oleh pers maupun media sosial.

“Tanpa disadari, publik sekarang dibuat bingung oleh informasi-informasi Hoax. Maka, peran pers harus menjadi yang pertama untuk mengecek fakta di lapangan dan balancing yang dapat menciptakan sebuah kecerdasan bangsa melalui informasi yang benar,” pungkasnya. (guh)

No More Posts Available.

No more pages to load.