Kasus Demam Berdarah di Bondowoso Meningkat

oleh -136 Dilihat
oleh
Kepala Dinkes Bondowoso, Muhammad Imron

BONDOWOSO, PETISI.CO –  Kasus Demam Berdarah (DB) di Kabupaten Bondowoso mengalami peningkatan. Catatan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemeritah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso, menyebutkan bahwa pada Januari 2018 lalu ada 48 kasus. Di tahun 2019, pada bulan yang sama angkanya menjadi 66 kasus.

Hal ini diakui oleh Kepala Dinkes Bondowoso, Muhammad Imron. Menurut dia, terjadinya peningkatan tersebut, karena memang mendekati siklus lima tahunan. Artinya, angka insidensi (insiden rate) kasus kejadian sakit karena DB ini, biasanya lima tahunan terjadi kecendrungan meningkat yang berlipat-lipat. Terlebih saat ini juga musim hujan, potensi adanya genangan-genangan.

“DB itu ada penularan, karena faktor nyamuk, yaitu Aedes Aegypti. Sementara, fogging hanya efektif untuk nyamuk dewasa,” ujar Imron, belum lama ini

Jadi, jelas dia, tidak semuanya harus difogging. “Fogging itu harus fokus. Apalagi sekarang, potensi nyamuk yang kebal itu sudah terjadi di beberapa daerah,” jelasnya.

Seraya juga mengatakan, yang paling efektif untuk memutus rantai penularan itu,  adalah dengan pemberantasan sarang nyamuknya (PSN). Sementara,   pemberantasan tersebut,  yang efektif adalah dalam satu minggu dua kali. Kemudian, PSN yang berkulitas, justru saat dilakukan di di setiap penampungan air yang ada di dalam rumah.

“Misalnya di bak kamar mandi, di gentong tempat air minum. Kalu got, itu mungkin dengan gerakan-gerakan” katanya sambil mengimbuhkan, pihak Dinkes,  terus melakukan penekanan angka kasus DB. “Salah satunya dengan inovasi program Satu Rumah Satu Jumantik atau Juru Pemantau Jentik,  termasuk juga disinergikan dengan program Gerakan Bersama Masyarakat  (Gebrak Meja), untuk Menanggulangi Jentik Aedes Aegypti,” pungkasnya.(latif)

No More Posts Available.

No more pages to load.