Ketua MUI Dharmasraya Imbau Masyarakat Tidak Membawa Isu SARA untuk Kepentingan Politik

oleh -83 Dilihat
oleh
H Aminullah Salam, Ketua MUI Kabupaten Dharmasraya.

DHARMASRAYA, PETISI.COKetua MUI Kabupaten Dharmasraya, H Aminullah Salam, menyayangkan adanya isu SARA dalam perhelatan politik menjelang Pilkada Dharmasraya Desember 2020 mendatang, Selasa (15/9/2020).

“Mari kita jadikan Pilkada Dharmasraya ke depan Pilkada yang damai dan penuh kerukunan dan tidak membawa isu SARA yang akan mengakibatkan perpecahan,” tegasnya.

Kata Pimpinan Ponpes Darussalam ini, untuk pembangunan masjid Agung Dharmasraya itu melibatkan banyak orang, ada Profesor, Doktor, dan para tokoh tokoh baik itu tokoh agama, tokoh masyarakat dan instansi terkait seperti kementerian keagamaan.

“Jadi tak ada sedikit pun desain pembangunan yang menyimpang, apalagi ada isu model bangunan masjid seperti gereja. Kalau atap di atas itu, bentuk orang sujud. Kalau diambil foto dari atas, persis orang sujud,” bebernya.

Kata Aminullah Salam, adanya pembangunan masjid Agung yang nanti akan menjadi ikon Dharmasraya dan tentu menjadi simbol dakwah syiar Islam dari Bumi Cati Nan Tigo Kabupaten Dharmasraya.

“Tidak hanya syiar Islam yang hidup nanti di masjid Agung yang juga akan dijadikan Islamic Center untuk Dharmasraya, akan tetapi juga sebagai pusat ekonomi masyarakat di sekeliling masjid tersebut. Kita berharap masjid Agung ini nanti multi manfaat, tak hanya persoalan agama tetapi juga untuk menumbuhkan ekonomi masyrakat melalui masjid,” tandasnya.

Senada dengan MUI, Tokoh Muhammadiyah yang juga Ketua Muhammadiyah Kabupaten Dharmasraya, Mualim juga turut serta angkat bicara. Ia sangat menyayangkan akan adanya isu seperti itu. Kenapa sampai ada isu yang merebak seperti itu, harusnya masyarakat Kabupaten Dharmasraya dapat bangga karena akan memiliki Masjid Agung yang sangat megah dan indah. Sebagai tempat untuk menyiarkan agama Islam.

Dirinya juga mengungkapkan, kalau Muhammadiyah Dharmasraya diundang saat rapat untuk merencanakan pembangunan Masjid Agung. Rapat tersebut dilaksanakan di Hotel Basko. Semua tim perencanaan pembangunan memperlihatkan seluruh desain masjid yang akan dibangun.

“Itu adalah Masjid bukan gereja. Salah orang yang mengatakan kalo itu mirip gereja. Saya diundang saat perencanaan pembangunan waktu itu di Hotel Basko. Semua unsur diundang saat rapat tersebut. Saya melihat secara langsung desain Masjid Agung, dan memang itu masjid bukan gereja. Ada arti dari setiap pembangunan yang akan dibuat. Jadi salah orang mengatakan kalau itu mirip gereja,” tegas Mualim.

Mualin juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak menghiraukan isu isu yang berkembang saat ini. Isu tersebut tidak memiliki dasar dan alasan yang jelas, hanya segelintir orang yang tidak menyukai adanya pembangunan Masjid Agung tersebut.

“Jangan sampai terprovokasi akan isu-isu yang tidak bertanggung-jawab, kemungkinan ini hanya diprovokasi oleh orang-orang yang tidak bertanggung-jawab,” jelasnya lagi. (gus*)

No More Posts Available.

No more pages to load.