Klaster Keluarga Mendominasi Kasus COVID-19 di Kota Surabaya

oleh -83 Dilihat
oleh
Wakil Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Kota Surabaya, Irvan Widyanto.

SURABAYA, PETISI.CO – Klaster keluarga menjadi penyumbang tertinggi dalam penyebaran kasus COVID-19 di Kota Surabaya.

Berdasarkan hasil tracing yang dilakukan pada tanggal 10-17 Januari 2021 kemarin, jumlahnya mencapai 150 kasus terkonfirmasi COVID-19.

Menurut Wakil Sekretaris Satgas COVID-19 Kota Surabaya Irvan Widyanto, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab seseorang bisa tertular COVID-19, salah satunya yaitu kontak erat dengan anggota keluarga yang dinyatakan terkonfirmasi.

“Kontak erat keluarga yang dinyatakan terkonfirmasi COVID-19 dengan persentase 28 persen,” kata Irvan, Rabu (20/1/2021).

Kemudian berdasarkan indikasi lainnya, yaitu seseorang memiliki penyakit penyerta atau komorbid dan memeriksakan diri di rumah sakit dengan jumlah 24,7 persen.

Seseorang yang baru saja menjalankan perjalanan luar kota 14,7 persen dan penyebaran penularan di tempat kerja 12,7 persen.

Sedangkan penyebaran di keramaian ada 10 persen, tenaga kesehatan di rumah sakit 7,3 persen dan sebagai persyaratan perjalanan 2,6 persen.

Irvan menyebut, dari 150 kasus terdapat 68 persen orang yang dinyatakan terkonfirmasi COVID-19 menjalani isolasi mandi di rumah atau apartemen.

“25 persen melaksanakan isolasi di rumah sakit atau tempat yang disediakan oleh pemerintah atau swasta, dan 7 persen di tempat lainnya,” terangnya.

Melihat jumlah presentase itu, Kepala BPBD Linmas Kota Surabaya ini menyebut jika evaluasi terhadap isolasi mandiri perlu dilakukan isolasi, lantaran banyak kasus yang terjadi akibat kontak erat dari keluarga yang terkonfirmasi COVID-19.

Selain itu, memperkuat Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo juga dilakukan untuk memonitor warga disebuah lokasi yang baru saja melakukan perjalanan dari luar kota atau luar negeri.

“Perlu penanganan cepat/tracing untuk kontak erat pasien terkonfirmasi agar pemutusan mata rantai COVID-19 dapat terkendali,” jelasnya.

Agar tak terjadi peningkatan persentase penyebaran dari klaster keluarga, ia mengimbau kepada seluruh warga untuk tidak melakukan perjalanan ke luar kota atau ke luar negeri, jika tidak ada keperluan mendesak.

“Kami juga mengimbau, kalau tidak urgent tidak usah bepergian. Kasihan keluarga yang di rumah jadi tertular kalau habis bepergian lalu positif,” pungkasnya.(nan)

No More Posts Available.

No more pages to load.