Pandemi Covid-19, Dinkop dan UKM Jatim Bantu UMKM Yang Terpuruk

oleh -111 Dilihat
oleh
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jatim, Mas Purnomo Hadi.

SURABAYA, PETISI.CO – Pemerintah Provinsi (Pemporv) Jatim melalui Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Dinkop dan UKM) Jatim membantu para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang terpuruk akibat pandemi virus Corona (Covid-19) untuk bangkit. Bantuan yang diberikan tidak hanya menyiapkan bahan baku, tapi juga memasarkan produk-produk yang dihasilkan.

“Saat ini, mereka kesulitan di bahan baku dan pasar. Kenapa, ketika pandemi semua produk apapun seakan berhenti semua,” kata Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jatim, Mas Purnomo Hadi kepada wartawan di kantornya, Jumat (25/9/2020).

Di tengah pandemi ini, menurutnya, para pelaku UMKM akan diarahkan mengalihkan usahanya sesuai dengan adaptasi pandemi, seperti membuat APD, handsanitizer, sabun cuci dan masker. Dengan segala macam upaya, Dinkop mencoba menjembatani mencarikan bahan baku.

“Dinkop akan berkolaborasi dengan Disperindag dan dinas-dinas lainnya untuk sama-sama bagaimana supaya kesulitan yang dialami UMKM dan koperasi bisa dicukupi,” ujarnya.

Ketika kesulitan di pasar, lanjutnya, pemprov akan membantu dengan membeli produk mereka, supaya hasil yang diproduksinya itu bisa terjual. Kedua, menawarkan hasil produksinya melalui online, seperti tokopedia, shopee, Instagram (IG), youtube, Gojek dan Grab.

Selain itu, Dinkop mengajari pelaku UMKM menjual produksinya melalui penjualan WA Grup bisnis. Dimana di grup ini ada 36 asosiasi. “Intinya, kita ingin mereka beradaptasi dengan IT di era digitalisasi ini,” jelasnya.

Mas Purnomo mengaku ketika ingin menyentuh pelaku UMKM, dia sudah menyiapkan program. Pendekatan yang dilakukan melalui kelembagaannya. “Seperti apa kelembagaannya. Kalau kelembagaannya kurang kuat karena pandemi, maka kita kuatkan kelembagaannya, baik koperasi dan UMKM nya,” tuturnya.

Di Jatim, tambahnya, ada 9,7 juta UMKM. 93 persen diantaranya adalah usaha mikro. Usaha mikro ini digarap melalui dinas koperasi kab/kota yang berkolaborasi dengan dinas terkait untuk melihat kelembagaannya itu.

“Kita tingkatkan dari mikro naik jadi kecil, dari kecil naik jadi menengah. Untuk itu, saya menggandeng perbankan, seperti Bank Jatim, Bank UMKM, Bank Mandiri, BRI dan BUMN-BUMN,” tandasnya.

Kedua, menurutnya SDM harus dikuatkan. SDM mereka harus sehat dulu dengan cara mematuki protokol kesehatan. Ketiga, produksinya. Kalau lembaga bagus dan SDM kuat, baru digarap produksi dan pasarnya.

“Kita melakukan pendampingan untuk mendapatkan bahan baku melalui virtual-virtual dan webinar. Kami juga memfasilitasi untuk pengurusan HAKI, BPOM, halal, merk dan dinkesnya,” jelasnya.

Kalau produknya sudah mulai bangkit, Mas Purnomo menyebut  kesulitan yang dihadapi dipermodalan. Ada yang kesulitan modal dan menanggung utang kredit banyak. “Dengan program pemerintah relaksasi kredit, kami coba memanfaatkan itu. Bagi yang butuh modal, akan kita fasilitasi ke Bank Jatim dan Bank UMKM,” paparnya.

Selama pandemi, Mas Purnomo mengaku sudah kurang lebih 165 KUMKM yang mengajukan Dana Bergulir (Dagulir). Bulan Agustus kemarin, ada 12 koperasi dari 36 koperasi yang diusulkan sudah mendapatkan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dari Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB).

“Nilainya Rp 112 miliar. Dananya diserahkan langsung oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa kepada seluruh 12 koperasi yang menerima dana PEN,” katanya. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.