Pelayanan Poskesdes Padasan Dikecam Tokoh Pemuda Setempat

oleh -76 Dilihat
oleh
Poskesdes Padasan.

BONDOWOSO, PETISI.CO – Pelayanan di Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) Padasan, Kecamatan Pujer, Kabupaten Bondowoso, menjadi atensi kecaman keras dari sejumlah Tokoh Pemuda, desa setempat. Sebab, banyak keluhan dari masyarakat terkait pelayanan yang kurang optimal.

Seperti halnya yang disampaikan oleh inisial S, yang disebut-sebut perwakilan dari tokoh pemuda desa setempat, bahwa pelayanan kesehatan kerap dikeluhkan.

“Masyarakat banyak yang mengeluh masalah pelayanan kesehatan. Terutama perawat yang menempati Poskesdes. Perawat itu sering tidak ada di tempat, meskipun gedor-gedor pintunya. Sehingga masyarakat harus balik dan minta pelayanan kesehatan di desa tetangga, yaitu Desa Jumpong, Kecamatan Wonosari,” jelasnya pada sejumlah wartawan, Sabtu (30/5/2020).

Ia juga mengungkapkan, banyak masyarakat yang mengeluhkan dengan adanya penarikan biaya memeriksa kesehatannya.

“Masyarakat dimintai biaya yang tidak sesuai harapan. Yang sangat menyedihkan lagi, ada warga usia rentan, periksa kesehatannya dan dimintai biaya cukup tinggi. Akhirnya menjerit karena dia warga miskin,” katanya.

Kami sebagai tokoh pemuda dan tokoh miskin, meminta kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso, dalam hal ini Dinas Kesehatan (Dinkes) selaku instansi yang bertanggung jawab, agar bisa menggantikan perawat yang lebih baik dan layak di Desa Padasan.

“Desa ini meskipun kecil jangan dianggap remeh. Warga sini bukan orang bodoh, tapi sudah pintar-pintar semua,” ucapnya.

Pihaknya juga mengancam akan melakukan demo jika tidak ada tindakan yang lebih tegas dari pemerintah untuk mengganti perawat di Poskesdes Padasan.

“Kami mewakili masyarakat Padasan akan melakukan aksi demo di depan Puskesmas Pujer atau Dinkes, apabila tidak ada tindakan tegas. Ingat, masyarakat di sini tidak minat lagi terhadap petugas medis tersebut,” imbuhnya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat yang dimaksud, inisial FF, bahwa dirinya tidak ada di tempat, karena cuti selama tiga bulan.

“Saya cuti, selama tiga bulan. Bukannya saya tidak ada di tempat,” tuturnya.

Soal adanya penarikan biaya, terhadap pasien, menurutnya tidak tinggi, itu sudah wajar.

“Jadi pelayanan kesehatan di Padasan dengan Jumpong, itu memang tidak sama, karena beda banyak obat. Dan saya melakukan penarikan biaya, terhadap pasien yang ikut umum. Jika masyarakat memiliki KIS, itu tidak dipungut biaya alias gratis,” tandasnya.

Untuk diketahui, bahwa perawat tersebut, merupakan Pegawai Tidak Tetap. (tif)

No More Posts Available.

No more pages to load.