Puluhan KK Penghuni Rusunawa Benowo eks Kampung 101 Malam Tagih Janji Pemkot

oleh -158 Dilihat
oleh
Rusunawa Benowo di Kecamatan Pakal, tempat relokasi puluhan KK warga Kampung 1001 Malan, Krembangan.

SURABAYA,PETISI.CO – Puluhan kepala keluarga (KK) warga kampung 1001 malam Krembangan yang direlokasi di Rusunawa Kel. Benowo Kec. Pakal, menanyakan kejelasan, terkait dengan janji fasilitas yang diberikan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.

Pasalnya, melalui surat pemberitahuan yang disampaikan Kec. Krembangan kepada warga Kampung 1001 malam, tertanggal 6 Maret 2023 dengan no 474/327/436.9.13/2023 yang berisi, menindaklanjuti hasil rapat pemerintah kota Surabaya bersama BBWS dan PT. Jasa Marga, serta hasil pertemuan dengan warga kampung 1001 malam pada 6 Maret 2023, disampaikan bahwa lahan yang  ditempati akan dialihfungsikan.

Sehingga, akan dilakukan relokasi pada warga yang bertempat tinggal dilokasi tersebut. Terkait proses relokasi akan difasilitasi beberapa hal sebagai berikut, Hunian Rusun Pakal, pengangkutan barang barang, pengurusan adminduk, pengurusan sekolah, fasilitas lapangan kerja per 1 KK.

Dalam surat tersebut juga tertulis jika relokasi dilaksanakan paling lambat, Selasa 14 Maret 2023, yang ditandatangani Camat Drs Harun Ismail MM.

BACA JUGA : Pemkot Surabaya Relokasi Warga Kampung 1001 Malam ke Hunian Layak

Ditemui petisi.co, Sigit Santoso salah satu penghuni, mengatakan, jika pihaknya, baik secara pribadi maupun mewakili warga kampung 1001 malam, menanyakan perihal fasilitas yang telah disampaikan pada surat pemberitahuan tersebut.

Sigit mengaku, bahwa hingga saat ini, fasilitas-fasilitas tersebut dirasa belum dipenuhi oleh Pemerintah Kota Surabaya. Sehingga, kini pihaknya menjadi jujukan pertanyaan dari warga 1001 malam yang ikut program relokasi itu.

“Saya sudah membantu Pemerintah Kota Surabaya dengan mengajak warga kampung 1001 malam mengikuti program relokasi (pindah) ke rumah susun, mengingat mereka dijanjikan fasilitas lapangan kerja dan sekolah serta pengurusan adminduk,” ungkapnya, Selasa (4/7/2023).

Tapi, apa kenyataannya, tanya Sigit, hingga saat ini belum ada kejelasan terkait hal tersebut. Bahkan untuk pengangkutan barang, dalam isi surat pemberitahuan tersebut juga menjadi salah satu fasilitas yang akan diberikan, namun saat mengangkut barang pada waktu relokasi, warga melakukannya sendiri-sendiri.

Sigit Santoso yang juga sebagai Ketua Paguyuban Kampung 1001 Malam itu, menyesalkan hal tersebut. Menurutnya, beberapa warga binaannya yang sudah terlebih dahulu di relokasi hingga saat ini belum merasakan peningkatan atau perbaikan ekonominya, bahkan warga yang sebelumnya sebagai pengamen saat ini masih tetap mengamen.

“Bagaimana ndak mengamen, lah wong sampai saat ini belum mendapatkan pekerjaan, padahal mereka mau pindah karena ada iming-iming mendapatkan fasilitas pekerjaan dan selama tiga bulan akan mendapatkan makan dari pemerintah. Ternyata, diberikan uang dan itu hanya cukup satu bulan saja, sementara untuk sekolah anak-anak kita masih di tempat yang lama, jadi kita malah banyak mengeluarkan biaya transportasi, karena semakin jauh lokasi sekolahnya,” tegas Sigit.

BACA JUGA: Selain Hunian Layak, Eks Penghuni Kolong Tol 1001 Malam Mendapat Pekerjaan dari Pemkot Surabaya

Katanya pemerintah mau mengentas kemiskinan dan juga mensejahterakan warga, kata Sigit, tapi kenapa kita kok malah dibuat seperti ini. Memang saat ini kita sudah ditempatkan di rumah susun, tapi ini kan sewa (bayar), kalau belum mendapat pekerjaan apa yang dibuat bayar.

Lah wong buat makan saja uang yang dikasih pemerintah saat ini sudah ludes (habis), akhirnya warga yang dulunya pengamen dan mengemis, banyak yang melakukannya lagi, mengingat mereka membutuhkan untuk makan sehari-hari. Sedangkan saya sudah ndak bisa untuk melarangnya, karena fasilitas kerja yang dijanjikan pemerintah belum terealisasi dan kita ndak mungkin menunggunya,” ucap Ketua LSM 1001 Malam ini.

Seluruh warga Kampung 1001 Malam, khusunya yang berada di Rumah Susun Benowo, mengaku merasa dibohongi oleh Pemerintah Kota Surabaya. Saat ditemui, mereka menyampaikan sudah kehabisan uang untuk makan sehari-hari dan biaya anak sekolah.

“Kita mengurus surat adminduk saja masing-masing, katanya kita disuruh duduk manis saja nanti semua fasilitas tersebut akan ditangani pemerintah. Namun apa kenyataannya, kita mau pindahkan sekolah anak biayanya besar, sehingga tetap di tempat yang lama, akibatnya biaya transportasi kesana tambah banyak,” ucap warga yang lain.

Menurut Sigit,  dirinya  sudah menanyakan ke Camat Krembangan melalui chat WA, terkait kejelasan fasilitas kerja dan pendidikan serta uang yang sudah diberikan BAZNAS menipis, terkesan dilepas ndak ada tanggung jawabnya.

“Camat menjawab, ndak mungkin lepas tanggung jawab mas tadi kita koordinasi dengan Dinas Pendidikan dan DLH terkait dengan percepatan sekolah dan pekerjaan. Sedangkan saat ini warga untuk makan saja sudah susah belum lagi mikirkan pembayaran sewa rusun, camat menyampaikan bahwa dari 38 yang mengajukan pekerjaan sudah 13 bekerja,” ungkap Sigit.

Sigit menegaskan, bahwa pihaknya bersama warga kampung 1001 malam akan terus menanyakan janji Pemkot Surabaya, untuk memberikan fasilitas permakanan selama tiga bulan atau hingga sudah menerima gaji pertama.

Camat Krembangan Drs Harun Ismail MM yang berusaha dikonfirmasi petisi.co untuk menanyakan keluhan warga Kampung 1001 malam yang sudah direlokasi, beberapa kali dihubungi melalui telepon WA tidak menjawab, demikian juga dengan pesan singkat yang dikirim juga belum ada tanggapan. (bah/joe/dvd)

 

No More Posts Available.

No more pages to load.