Puluhan PKL dan Aktivis HMI, Lakukan Aksi Damai di Kantor Pemkab Bondowoso

oleh -88 Dilihat
oleh
Sejumlah PKL dan aktivis dari HMI saat difasilitasi oleh Asisten I Setda Bondowoso untuk melakukan audensi di ruang Shaba Bina Praja 1

BONDOWOSO, PETISI.CO – Puluhan aktivis dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bondowoso-Situbondo bersama Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan Alun-alun Raden Bagus Asra melakukan aksi damai di halaman kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso.

Mereka difasilitasi dan ditemui oleh Asisten I Sekretariat Daerah (Setda) Bondowoso, Wawan Setiawan dengan digiring ke Aula Shaba Bina Praja 1, untuk audensi, Kamis (29/7/2021).

Dalam aksinya, para PKL mempersoalkan tidak adanya bantuan maupun pembinaan oleh pihak Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Bondowoso selaku dinas pengampu.

Ketua paguyuban PKL di Alun-alun Raden Bagus Asra Bondowoso, Mujiati, menyebutkan, jika selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, tidak pernah mendapatkan sentuhan bantuan apapun dari Diskoperindag terkait program pemulihan ekonomi masyarakat.

“Meski usaha kami berada di depan kantor Pemkab Bondowoso, PKL selama PPKM tidak pernah dapat sentuhan sama sekali dari Diskoperindag,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Mujiati mempertanyakan program pemerintah yang selama ini digembar-gemborkan dana sekian miliaran rupiah direfocusing untuk pemulihan ekonomi. Namun kenyataannya pedagang tidak pernah dapat sentuhan program apapun dari dinas terkait.

“Pemulihan ekonomi dalam bentuk bagaimana yang dilakukan, sampai saat ini tidak jelas,” katanya.

Selama ini keberadaan PKL di Alun-alun Raden Bagus Asra Bondowoso menjadi paling terdampak PPKM darurat, sebab aktivitas kegiatan pedagang macet total, sehingga modal berjualan habis dibuat untuk makan sehari-hari.

Menurut dia, seharusnya, Disperindag sebagai orang tua pedagang mempunyai inisiatif untuk membantu PKL.

“Selama ini PKL selalu ditelantarkan oleh Diskoperindag. Sangat aneh tidak ada sama sekali anggaran di Diskoperindag. Kalau tidak ada, terus kemana APBD yang refocusing untuk pemulihan ekonomi,” tegas Mujiati.

Selain itu, dia berharap agar akses jalan di Alun-alun juga dibuka agar pedagang ada pembeli. Jika tidak, percuma PKL diperbolehkan berjualan kembali oleh pemerintah.

“PKL sangat berdampak, usaha pedagang mati, gegara dilarang dan akses jalan di Alun-alun ditutup,” tambahnya.

Sementara itu, Plt Asisten I tersebut, menerangkan, bahwa para PKL secara serentak akan diperbolehkan berjualan lagi.

“Namun, dibatasi dari pagi hingga pukul 20.00 WIB. Setelah itu peraturan PPKM akan kembali diterapkan,” terang Wawan Setiawan.

Untuk akses jalan ke Alun-alun yang berpotensi menimbulkan kerumunan akan tetap ditutup.

“Jadi untuk tempat-tempat yang berpotensi terjadinya kerumunan tetap ditutup,” cetusnya.

Dikonfirmasi, salah satu aktivis dari HMI menyebutkan, apabila Pemkab tidak menggubris keluhan dari para PKL, maka kami bersama rakyat akan turun ke jalan.

“Kami bersama rakyat akan turun ke jalan melakukan aksi besar-besaran,” tandasnya.

Pantauan petisi.co, dalam aksi tersebut, pihak polres Bondowoso, mengerahkan puluhan personelnya untuk melakukan pengamanan. (tif)

No More Posts Available.

No more pages to load.