Relawan Kutoanyar Sigap Urai Kemacetan, Jembatan Pinka Jadi Jalur Alternatif Pengendara Roda Dua  

oleh -119 Dilihat
oleh
Jembatan pinka jadi jalan alternatif tampak padat merayap oleh pengguna jalan.

TULUNGAGUNG, PETISI.CODengan sudah ditutupnya jalan raya Lembupeteng, Selasa (4/8/2020) lantaran sudah dimulainya pengerjaan perbaikan jembatan, tentunya para pengguna jalan khususnya roda dua akan mencari jalan alternatif mana saja yang bisa digunakan untuk jalan terobosan yang lebih dekat jarak tempuhnya.

Salah satu jalan terobosan yang digunakan sebagai jalan alternatif oleh pengendara sepeda/motor roda dua tersebut yakni jembatan kecil kawasan Pinka wilayah Kelurahan Kutoanyar atau sekitar 200 meter sebelah utara jembatan Lembupeteng.

Dari pantauan petisi.co, sempat terjadi kepadatan pengendaraan roda dua yang akan melintas di jembatan alternatif tersebut, baik dari arah timur maupun barat jembatan.

Namun demikian, kemacetan di jembatan alternatif di kawasan Pinka tersebut dapat di urai berkat kesigapan relawan dan karangtaruna (Kartar) Kelurahan Kutoanyar yang merupakan binaan dari Polsek Kota Tulungagung yang telah terlatih dalam penanganan lalu-lintas.

Wito (50) salah satu relawan dari karangtaruna Kelurahan Kutoanyar mengatakan, bahwa dirinya bersama tim yang berjumlah 12 orang tersebut melakukan pengaturan lalulintas jembatan Pinka secara bergantian.

“Tim kami dua belas orang, kita bagi menjadi tiga shift. Masing-masing shift yang bertugas empat orang,” ucapnya, Selasa (4/8/2020) sore.

Menurut Wito, pengaturan lalulintas di jembatan Pinka merupakan kesadaran dan inisiatif tim nya tanpa ada perintah dari pihak manapun.

“Kita bersama tim secara suka rela mengatur lalulintas jembatan secara bergilir tanpa ada pungutan apapun,” tambahnya.

Menurutnya, ada juga yang memberi snack rokok air mineral maupun uang seikhlasnya. Dia mengungkapkan, sebelum jembatan Lembupeteng ditutup, dia bersama timnya sudah dari dulu melakukan pengaturan lalulintas pada jembatan Pinka, utamanya pada pagi hari pada jam anak-anak berangkat sekolah, serta malam hari saat malam Minggu.

Sementara itu, Jos (43) warga Kelurahan Kampungdalem yang kebetulan melintas di jembatan tersebut mengatakan, dirinya mengaku sangat terbantu dengan adanya relawan.

”Mungkin kalau tidak ada relawan seperti ini akan semrawut dan terjadi macet atau bahkan pengendara saling ingin mendahului atau tidak mau bergantian dengan teratur,” ungkapnya.

Sekedar diketahui, jembatan kecil di kawasan Pinka hanya mampu dilewati satu motor sehingga dari lawan arah harus secara bergantian. (par)

No More Posts Available.

No more pages to load.